TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa terdapat unsur politik yang melatarbelakangi penetapan Suprajarto sebagai Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN).
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube KOMPASTV yang diunggah Jumat (30/8/2019), Bhima Yudhistira menyatakan penetapan Suprajarto sebagai Dirut BTN berkaitan dengan perombakan kabinet yang akan berlangsung pada bulan Oktober mendatang.
Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa pada perombakan kabinet itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal untuk mengganti Menteri BUMN Rini Soemarno.
Hal itu disebut Bima Yudhistira sebagai satu dari beberapa alasan perombakan di perbankan milik BUMN.
"Iya makanya ini bukan corporate action, tapi RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Luar Biasa ini intinya karena lebih political action."
"Nanti 20 Oktober (2019) kan ada perombakan kabinet, dan belum tentu menteri BUMN ini akan berlanjut karena sinyalnya memang Pak Jokowi menegur Bu Rini ya dalam beberapa kesempatan," ucap Bhima.
Bhima menduga Menteri BUMN ingin meninggalkan sesuatu yang berharga sebelum perombakan kabinet Jokowi.
"Jadi kalau tidak dilanjutkan, maka si Menteri BUMN ini di injury time atau di menit-menit terakhir sebelum reshuffle ini ingin meninggalkan legacy," ucap Bhima.
Peninggalan berharga yang disebut Bhima itu yakni dengan menempatkan orang-orang yang loyal pada posisi strategis.
"Legacy-nya adalah menempatkan orang-orang yang loyal di posisi strategis."