Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mewanti-wanti anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 yang belum menyetor Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Mereka yang hingga kini belum menyerahkan LHKPN, punya waktu 7 hari terhitung sejak penetapan anggota terpilih, Sabtu (31/8/2019) sampai batas akhir, Sabtu (7/9/2019) besok.
"Kami berharap bagi partai-partai yang belum menyerahkan LHKPN, agar segera menyerahkan 7 hari setelah penetapan, setelah hari ini. Itu tanggal kalender. Jadi tanggal 7 (September) kami tunggu, hari terakhir," ungkap Komisioner KPU RI Ilham Saputra, saat dikonfirmasi, Senin (2/9/2019).
Baca: PKS Berharap Pansus Baru Pakai Aturan Lama Agar Pemilihan Wakil Gubernur DKI Tidak Kembali Molor
Katanya, anggota DPR terpilih dibebaskan apakah mau menyerahkan LHKPN ke masing-masing partai politik secara kolektif atau langsung ke KPU.
Ilham menegaskan, penyerahan LHKPN jadi syarat mutlak pelantikan anggota DPR terpilih.
Hal ini berdasarkan PKPU Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD, dimana tanda bukti LHKPN wajib diserahkan paling lambat tujuh hari setelah KPU mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penetapan sebagai caleg terpilih.
Baca: Penasihat KPK: Tanggung Jawab 10 Nama Capim KPK Kini Berada di Tangan Presiden
"Karena salah satu syarat untuk dilantik adalah berdasarkan PKPU kita, itu mengumpulkan LHKPN kepada KPU," tegas dia.
Jika hingga batas akhir pelaporan LHKPN, masih ada anggota dewan terpilih tak kunjung menuntaskannya, maka KPU tidak akan memasukkan nama yang bersangkutan ke dalam daftar untuk dilantik Presiden RI Joko Widodo.
Baca: Tiket Murah Mega Premier Warkop DKI Reborn Part 3 dalam Rangka HUT Warkop DKI
Pelantikan yang bersangkutan bakal ditunda sampai dia menyerahkan LHKPN kepada KPU.
"Jika tidak sampai 7 September menyerahkan, maka kami tidak memberikan nama yang bersangkutan, yang belum menyerahkan LHKPN, untuk dilantik oleh Presiden. Sampai kemudian dia memberikan laporan LHKPN," jelas Ilham.
Menurut data, legislator terpilih yang sudah menyerahkan LHKPN ke KPU mencapai 84 persen. Sementara senator terpilih, 77 persen.
Jika dirinci, masih ada 85 anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 yang tercatat belum menyerahkan LHKPN ke KPK. Hal itu terungkap berdasarkan data KPU pada Sabtu, 31 Agustus 2019.
Meski dipandang sudah cukup patuh, Ilham berharap alasan mereka yang belum melapor LHKPN karena faktor adanya persoalan administratif di KPK. Bukan dari keengganan yang bersangkutan menyetor laporan harta kekayaannya.
"Saya berharap, belum dilaporkan karena memang masih ada persoalan administratif di KPK. Tapi bukan ketidakinginan, bukan keengganan dari calon terpilih, untuk melaporkan LHKPN," pungkas dia.
Harapan anggota DPR termuda
Anggota DPR terpilih termuda periode 2019-2024, Hillary Brigitta Lasut mengaku tidak minder bekerja di parlemen nanti.
Meskipun dinilai masih belia untuk menjadi politisi, perempuan berusia 23 tahun tersebut mengaku siap bekerja dalam bidang legislasi, penganggaran, maupun pengawasan sebagaimana tugas DPR RI bersama politisi lain yang jauh lebih senior.
"Menurut saya, hubungan dan komunikasi politik yang baik dengan rekan satu fraksi, senior-senior dan sesama anggota DPR dari berbagai komisi tentunya akan sangat membantu merealisasikan apa yang jadi aspirasi dan kepentingan rakyat," katanya saat dihubungi, Minggu (1/9/2019).
Baca: Viral Pernikahan Batal Digelar Karena Calon Pengantin Pria Ternyata Seorang Wanita, Ini Kronologinya
Baca: Persija Ditundukkan Perseru Badak Lampung di Hadapan Ribuan The Jak Mania
Baca: Ada Konser Musik di Stasiun BNI City Malam Ini, Is Pusakata dan Yura Yunita Bakal Tampil
Anggota DPR terpilih dari NasDem tersebut mengatakan selama ini banyak aspirasi masyarakat yang tidak bisa direalisasikan di DPR RI.
Hal itu terjadi karena banyak faktor.
Karenanya, saat menjadi anggota DPR, ia akan memperjuangkan agar aspirasi masyarakat khususnya di Sulawesi Utara dapat terealisasi.
"Jujur saja banyak kejadian dimana aspirasi rakyat tidak terealisasi karena misalnya tidak selesai-selesainya penyusunan RUU, atau birokrasi dan tahapan yang berbelit-belit, sehingga harus dilihat dulu dari situasinya, jalur mana yang harus diambil, komunikasi politik, atau tindakan tegas meminta perombakan sistem atau revitalisasi aturan," katanya.
Hillary mengatakan akan fokus pada dua hal saat duduk menjadi anggota DPR nanti, yakni Pendidikan dan Kesehatan..
Ia ingin meningkatan kualitas pendidikan di Sulut yang menurutnya masih tertinggal.
Baca: Seorang Pria di Tangerang Tewas Disiram Air Keras oleh Selingkuhan Sang Istri, Ini Kronologinya
Baca: Istrinya Ditawari Jadi Calon Wali Kota Tangerang Selatan, Sandiaga Uno: Yang Bakal Pusing Saya
Hal tersebut tampak dari rendahnya warga Sulut yang lolos tes CPNS.
"Kejadian saat Tes CPNS Sulut 2018 dimana hanya kurang lebih 20% dari total peserta yang mengikuti tes yang lolos tes, padahal kebutuhan tenaga kerja jumlahnya jauh lebih besar di sulut. Ini menandakan harus ada perhatian khusus pemerintah terhadap pendidikan di Sulut," katanya.
Dalam bidang kesehatan, menurutnya tenaga medis di Sulut masih kurang dan tidak merata.
Banyak pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit yang lokasinya cukup jauh karena keterbatasan alat dan tenaga medis.
"Kurangnya tenaga kesehatan profesional dan rendahnya kualitas fasilitas kesehatan khususnya di daerah terpencil di pegunungan, kepulauan dan pedesaan masih sangat butuh perhatian dan wajib diperjuangkan. Masih banyak kasus pasien dirujuk jauh-jauh karena RS terdekat tidak punya fasilitas yg memadai untuk memberi treatment, Tidak adanya ambulans laut untuk daerah kepulauan," katanya.
Karena itu, setelah dilantik menjadi anggota DPR pada 1 Oktober nanti, Hillary berharap dapat duduk di kursi Komisi X, sesuai dengan tujuannya menjadi anggota DPR.
Atau paling tidak menurutnya, bisa bekerja di Komisi III sesuai dengan latar belakang pendidikannya yakni Magister Hukum Universitas Washington.
"Tapi semuanya diserahkan kepada partai atau fraksi Nasdem nanti," ujarnya.
Tak sabar
Hillary Brigitta Lasut, merupakan satu dari 10 nama caleg terpilih termuda DPR RI pada periode 2019-2024.
Ia genap berusia 23 tahun saat ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) lolos menjadi anggota DPR RI.
Perempuan kelahiran 22 Mei 1996 itu mengaku sudah tidak sabar duduk menjadi anggota DPR yang pelantikannya dilakukan pada 1 Oktober mendatang.
Menurut Caleg dari Partai NasDem itu, terpilih menjadi anggota DPR dengan usia muda merupakan tanggung jawab besar, khususnya kepada 70 ribu masyarakat Sulawesi Utara yang memilihnya pada Pemilu Legislatif 2019 lalu.
"Saya tahu persis kalau soal ketulusan hati memberi diri buat rakyat, saya yang masih seumur jagung ini boleh diadu dengan yang senior," katanya.
Terpilihnya menjadi anggota DPR menurut Hillary membuktikan bahwa masyarakat Indonesia menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika.
Oleh karena itu ia bertekad tidak akan menyia-nyiakan amanah dari masyarakat tersebut.
"Karena tidak bisa dipungkiri, melihat latar belakang, saya baru berusia 23 tahun, paling muda, saya seorang perempuan dan dari kaum minoritas nasrani, suku minahasa, masih ada darah keturunan tionghoa, dan dibesarkan di daerah terpencil perbatasan ujung Indonesia di Kabupaten Talaud, dan kenyataam ini harusnya jadi tantangan tersendiri buat saya," katanya.
Baca: 1 Wanita Asal Indonesia dan 2 Pria Malaysia Ditangkap atas Kasus Hoaks Bom di Bandara Penang
Baca: Rekomendasi Menteri Perhubungan, Ojek Online Gojek & Grab Terapkan Tarif Baru Mulai 2 September
Hillary mengaku bersyukur terpilih menjadi anggota DPR RI. Cita-citanya menjadi politisi dapat terkabul.
Menurutnya perjuangan untuk meyakinkan masyarakat agar memilihnya menjadi anggota DPR tidaklah mudah.
"Tidak mungkin masyarakat tergerak memilih saya tanpa campur tangan Tuhan. Saya memahami bahwa ini adalah tanggung jawab besar, saya harus mempertanggungjawabkannya di hadapan seluruh rakyat Indonesia, Sulut dan terlebih khusus pada 70 ribu lebih masyarakat Sulut yang memberikan suaranya untuk saya," pungkasnya.