Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah hidup mantan Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho diabadikan di dalam sebuah buku biografi yang berjudul Sutopo Purwo Nugroho: Terjebak Nostalgia.
Acara peluncuran buku ini dilakukan di Toko Gramedia Matraman, Jakarta Timur, Minggu (1/9/2019).
Plt Pusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta kepada jajarannya untuk meneladani kinerja mendiang Sutopo yang menjalankan tugas sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatin) BNPB.
Hal itu disampaikan Agus Wibowo saat peluncuran buku kisah hidup Sutopo Purwo Nugroho: 'Terjebak Nostalgia'.
"Meskipun semasa hidup telah divonis kanker stadium 4b, (almarhum) Sutopo tetap semangat melayani publik, terutama wartawan. Semoga juga dapat memberi contoh untuk pejabat publik di tempat lain," kata Agus.
Untuk mengenang Sutopo, BNPB memberi nama ruangan serbaguna lantai 15 dengan nama Ruang Serbaguna Dr Sutopo Purwo Nugroho, yang telah menjadi ruangan dilakukannya setiap konferensi pers.
Sementara, penulis buku Sutopo Purwo Nugroho: Terjebak Nostalgia, Fenty Effendy mengatakan, buku biografi ini ditulis berdasarkan kisah cinta Sutopo dulu dengan istrinya, Retno.
Ia mengatakan, Sutopo adalah seorang pria yang tidak percaya diri saat berhadapan dengan Retno.
"Pertama kali ketemu sehari sebelum wisuda sebagai sesama lulusan terbaik Universitas Gajah Mada (UGM). Pak Topo dari fakultas Geografi, Bu Retno fakultas Hukum. Itu pertama kali Pak Topo bisa kenal lagi sama orang. Tapi dia gak pede karena Bu Retno kerja duluan tapi Pak Topo masih mencari pekerjaan," ucap Fenty.
Fenty pun mengungkapkan, Sutopo menjadi lebih percaya diri ketika dirinya telah bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Ia pun lantas mengirimi surat kepada Retno pada 1995 lalu. Dalam surat itu pun, Sutopo, dijelaskan Fenty, sempat berguyon.
"Jadi setelah tahun depan diterima di BPPT, dia kirim surat sambil ceritakan, 'Maaf berbulan-bulan enggak ngasih kabar karena sejujurnya aku minder karena kamu sudah kerja. Tapi sekarang aku sudah kerja di BPPT.' Pak Topo sampai ngasih nomor induk pegawainya terus bilang 'Aku agak putihan, kamu gimana? Pasti makin cantik karena sudah kerja'," imbuh Fenty.
Mengenai buku biografi Sutopo ini, Fenty mengungkapkan orang-orang yang menjadi narasumber dalam biografi ini adalah Sutopo sendiri, lalu keluarga Sutopo, teman sekolahnya, dan guru-guru sekolah mantan Humas BNPB ini.
Fenty pun menjelaskan, buku biografi Sutopo ini berisi perjalanan hidupnya dari kecil, sampai menjadi Kepala Humas BNPB.
"Semua yang mengenal dia (Sutopo), hanya punya dua kata, yaitu orang baik dan respect dengan yang ia kerjakan," jelas Fenty.