TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan rilis beberapa lembaga penelitian terkait meluasnya perkembangan paham anti-Pancasila termasuk di internal aparat negara menjadi keprihatinan sejumlah pihak. Ketua Umum Laskar Juang Rakyat Indonesia (LAJURI) Fauzi Fintellyansyah ikut angat bicara:
"Saya malah mikirnya prihatin selama ini soal paham kebangsaan yang semakin tersisih, bagi kami Laskar Juang Rakyat Indonesia ini hampir-hampir seperti penghinaan, " menurut Ketum Lajuri Fauzi Fintellyansyah.
Lebih lanjut Ketum Lajuri: "Dasar Negara Pancasila jelas salah satu silanya adalah kebangsaan yaitu persatuan Indonesia, ini harus diamalkan sebagai prinsip dasar bernegara".
Paham kebangsaan dalam sejarah ide dan aliran pemikiran yang berkembang di Indonesia bisa dibilang relatif lebih muda dibandingkan paham lainnya dalam melawan kolonialisme. Dalam lanskap sejarah politik modern Indonesia paham kebangsaan muncul di sela perkembangan paham lain tersebut. Bung Karno termasuk pendiri negara yang kokoh sejak muda menggemakan paham kebangsaan ini, selain sebelumnya ada Boedi Oetomo dan Tjipto Mangunkusumo dan diantara pejuang Republik Indonesia lain yang banyak berpaham selain kebangsaan. Penanda yang menonjol adalah beliau mendirikan partai nasionalis yaitu PNI pada 1927.
Ironis memang kebangsaan tidak banyak diajarkan padahal ini bagian dari ideologi negara, harusnya menjadi doktrin aparatus. Institusi pendidikan negara wajib mengajarkannya kalau tidak ke depan Indonesia terancam. Terutama pendidikan dasar sebagai investasi jangka panjang untuk menanamkan nilai sekaligus investasi awal pembangunan manusia Indonesia.
"Pendidikan Dasar kita saat ini sudah baik, tapi jangan fokusnya terlalu di sains dan kognisi sehingga pembangunan karakter seperti pendidikan kebangsaan jadi ditinggalkan, pendidikan kebangsaan sangat penting sejak dini, " jelas Fauzi Fintellyansyah.
"Pendidikan kebangsaan bisa dimulai dari pembangunan karakter di masa pendidikan dasar, melalui baca buku, memperluas wawasan dan membangun budi pekerti anak melalui story telling nilai-nilai kejuangan Bangsa Indonesia. Mengenalkan adat dan tradisi nasional. Biar nggak sempit kena faham baru, " pungkas Ketum Lajuri Fauzi Fintellyansyah.