Selasa kemarin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULWMP) Benny Wenda sebagai orang yang naif.
Bukan tanpa alasan, ini karena Benny Wenda menuding Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto telah memicu konflik horizontal di Papua-Papua Barat.
Baca: Istana: Benny Wenda Provokator, Aktor Intelektual Aksi Rusuh di Papua
"Itu orang yang naif, ngarang aja," tegas Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Untuk sementara ini, lanjut Moeldoko, pemerintah belum memutuskan langkah lebih lanjut untuk memulangkan Benny yang sudah menetap di Oxford, Inggris.
Moeldoko mengatakan pemerintah baru akan membahas pendekatan politik yang bisa diterapkan kepada Benny. "Rapat nanti mungkin akan dibicarakan," singkat dia.
Sementara itu, Wiranto juga menyebut Benny sebagai orang yang 'ngaco' sejak dahulu. "Sejak dahulu dia memang ngaco," tegas Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta.
Wiranto menilai pernyataan Benny terkait dengan kondisi di Papua-Papua Barat adalah kebohongan.
Sebelumnya, Benny menuding Wiranto berupaya memicu konflik horizontal dengan warga Papua.
Benny merespons tuduhan Wiranto yang menyebut dirinya sebagai dalang di balik kerusuhan di Papua.
Tak Ada Referendum
Wiranto menggelar konferensi pers terkait Papua, Selasa (3/9/2019). Dalam konferensi pers tersebut, Wiranto menyatakan, tidak ada referendum untuk Papua dan Papua Barat.
Sementara itu, Wiranto juga berharap agar masyarakat tidak terkecoh dengan berita yang disampaikan tokoh separatis Papua yang diduga sebagai dalang kerusuhan di Papua, Benny Wenda.
Melalui siaran langsung Breaking News Kompas TV, Wiranto mengklarifikasi tuduhan pihak-pihak yang menganggap pemerintah telah bersikap tidak adil terhadap Papua dan Papua Barat.
Selain itu, Wiranto juga mengklarifikasi wacana referendum Papua dan Papua Barat yang beberapa waktu ini digaungkan oleh warga Papua.