Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Tak terlihat Rabu (4/9/2019) kemarin, Vespa milik Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Polri Irjen Pol Antam Novambar di parkiran Mabes Polri. Padahal, pria berusia 56 tahun itu kerap mengendarai motor vespa, menyambangi kantornya.
Motor Vespa milik Antam Novambar biasanya terparkir di lorong Gedung Awaloeddin Djamin, Bareskrim Polri. Dari pantauan tribunnews.com kemarin, sejak pagi sudah ada dua buah motor matic warna hitam yang terparkir di lorong tersebut, yang biasa menjadi tempat parkir motor Vespa milik Antam Novambar.
Baca: Diminta Pastikan Kapan Pembatasan Internet di Papua Dibuka, Wiranto Tiga Kali Minta Najwa Bersabar
Motor yang terparkir agak jauh dari pintu masuk Gedung Awaloeddin Djamin itu, terlihat sepeda motor jenis BMW. Sekilas, motor tersebut mirip dengan seri BMW C 400 X. Sementara dibelakangnya terparkir motor dengan merk Yamaha XMAX. Hingga sore hari kemarin, motor tersebut tak berpindah tempat.
Baca: Ketakutan Hotman Paris Soal Ibu Kota Pindah, Anies Baswedan Ditanya Setuju Atau Tidak: Perlu Dibahas
Sekitar pukul 16.30 WIB, barulah Irjen Antam Novambar terlihat. Ia bergegas akan meninggalkan kantornya. Didampingi sejumlah anggota kepolisian lain, yang membukakan pintu gedung, mengawal dirinya menuju motornya berada. Mengenakan jaket hitam, ia langsung menunggangi motor BMW tersebut, mengenakan helm yang diikuti oleh ajudan perempuannya.
Motor Yamaha dibelakangnya, dinaiki oleh dua orang pria diduga polisi yang mengawal jenderal bintang dua tersebut. Beberapa wartawan yang melihat pengganti Ari Dono Sukmanto tersebut, mencoba menghampiri, bermaksud ingin mewawancarai Antam pasca gagal lolos 10 besar sebagai calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca: Diminta Pastikan Kapan Pembatasan Internet di Papua Dibuka, Wiranto Tiga Kali Minta Najwa Bersabar
Antam Novambar sebelumnya sempat mencuri perhatian publik. Dirinya adalah salah satu personel Korps Bhayangkara yang turut mengikuti seleksi capim KPK. Namanya diketahui hanya lolos hingga 20 besar meski disebut-sebut akan lolos hingga 10 besar.
Baca: Sempat Enggan Komentari Kasus Nikita Mirzani, Billy Syahputra Takut Dilaporkan Elza Syarief?
Hingga 20 besar, diketahui Antam telah melewati beragam tes dan seleksi bersama capim-lainnya. Mulai dari administrasi hingga uji kompetensi. Pemeriksaan kesehatan dan profile assessment pun dilakukan.
Saat uji publik, Selasa (27/8/2019), sosok Antam Novambar sempat menarik perhatian. Ini karena Antam mengendarai vespa biru untuk menghadiri tes di Gedung 3 Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat. Ketika membawa kuda besi dan membonceng ajudannya, Antam tidak seperti jenderal. Dia sama seperti pengendara motor lain, menggenakan jaket hingga helm.
Baca: Irjen Firli Bahuri: Koruptor Saya Buat Ketar-ketir
Kemarin saat hendak meninggalkan tempatnya bekerja, Antam Novamber seolah tahu dirinya sudah ditunggu wartawan. Ia terlihat langsung melesat meninggalkan lokasi dengan motornya.
Motornya dipacu dengan cepat menuruni lorong dan meninggalkan kompleks Mabes Polri di Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu. Beberapa polisi yang berjaga pun nampak mengawal perginya Antam dari lokasi seraya memberikan hormat.
Senin (2/9/2019) lalu , sepuluh nama calon pimpinan KPK atau Capim KPK diserahkan kepada Presiden Jokowi. Kini, kesepuluh nama calon pimpinan anti rasuah itu sudah diserahkan ke DPR. Dari 10 nama tersebut, hanya ada satu perwakilan dari institusi Polri yakni Irjen Firli Bahuri, Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel).
Baca: Revisi UU KPK Mencuat Lagi, Begini Tanggapan Aktivis Antikorupsi
Sebelumnya dari 20 nama capim yang lolos seleksi uji publik dan wawancara. Yang berlatar belakang Polri ada empat peserta yakni Antam Novambar, Bambang Sri Herwanto, Firli Bahuri, Sri Handayani. Nama Wakabareskrim Irjen Antam Novambar disebut-sebut capim yang bakal lolos hingga 10 besar, namun kenyataannya tidak.
Sementara Irjen Firli Bahuri bukan orang baru di lembaga antirasuah. Sebelumnya Firli pernah menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK. Menurutnya, penyelamatan keuangan negara akibat tindak pidana korupsi secara substansial belum kuat di tubuh KPK.
Baca: Antam Novambar Janji Hajar Jika Ada Polri yang Terlibat Korupsi
Kata Firli, salah satunya dipengaruhi oleh tugas pokok KPK yang belum sepenuhnya menyentuh perkara korupsi yang menimbulkan kerugian negara.
Baca: Penasihat KPK Ancam Mundur, Antam Novambar: Silakan!
“Tahun 2018 kebanyakan kasus suap terkait proyek pekerjaan dan pengesahan APBD, kurang dari 6 perkara yang menyangkut tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara,” kata dia.
“KPK masih fight alone. Peran koordinasi KPK dengan instansi yang berwenang juga belum optimal. Ini semua harusnya diubah,” tegas Firli.