Ini agar selanjutnya pemerintah dan DPRD bisa melakukan akselerasi program secara bersama dengan maksimal.
"Ini sudah satu tahun, dia menutupnya dengan polemik," jelas Asep.
Sementara itu anggota DPRD Jabar dari fraksi Partai Gerindra Daddy Rohanandi mengkritisi soal serapan anggaran yang masih minim serta proses lelang yang dikerjakan menjelang akhir tahun.
"Ini penyakit menahun, siklus seperti itu. Curva S disebutnya. Serapan itu selalu baik di ujung (akhir tahun). Salah satunya karena kontrak (lelang) yang bergeser harusnya Maret-April ini Juni atau Juli," ujarnya.
Menurut dia, hal itu sangat disayangkan mengingat Pemprov Jabar kerap meminta DPRD cepat dalam mengambil keputusan.
"Artinya ada banyak faktor. Kontrak mulai kapan, kenapa bisa terlambat, padahal dewan dikejar untuk ketok palu secepatnya. Itu pertanyaan buat kami. Soal tender, mundur alasannya termin, artinya berarti perencanaan kita tidak bagus," paparnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkilah bahwa tolak ukur kinerjanya baru bisa dilihat pada akhir tahun di mana sejumlah proyek strategis dimulai.
Penulis : Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judulĀ Setahun Pemerintahan Ridwan Kamil-Uu, DPRD Jabar: Gembar-gembor Program, Serapan Minim