"Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," tutur Sukirno.
Menurutnya, ledakan itu mirip suara bom.
Semua orang yang berada di Astana langsung menengadah ke atas mencari sumber dentuman itu.
Anehnya di sekeliling Astana tidak ada yang porak poranda akibat ledakan keras tersebut.
Ledakan tersebut hanya seolah bunyi keras yang tidak meninggalkan bekas.
Sukirno pun memaknai ledakan itu pertanda semesta alam menerima jenazah Presiden Soeharto.
"Alhamdulillah, ini mengisyaratkan, Pak Harto benar-benar orang besar. Bumi mengisyaratkan penerimaannya terhadap jenazah beliau," ujarnya kala itu.
Sama halnya dengan dua presiden sebelumnya, presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga tidak dimakamkan di TMP Kalibata.
Gus Dur yang meninggal pada 30 Desember 2009 dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Makam Gus Dur berada sebelah utara pusara kakeknya yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari.
Berbeda dengan ketiga presiden sebelumnya, BJ Habibie akan dimakamkan di TMP Kalibata.
Hal ini sesuai permintaan BJ Habibie di mana ia ingin dikebumikan di samping makam sang istri, Ainun.
Bahkan sebelum meninggal, BJ Habibie telah memesan lokasi pusara tepat di sebelah mendiang sang istri.
Ini diputuskan berbarengan saat pemakaman almarhumah Ainun Habibie, yang dimakamkan Selasa (26/05/2010).