Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melempari Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan telur ayam.
Pantauan Tribunnews, massa PMII melemparkan puluhan telur ayam ke arah lobby Gedung KPK di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).
Aksi pelemparan telur ayam dikomandoi orator aksi yang berdiri di atas mobil komando.
Baca: Ulfi Damayanti Blokir WhatsApp Elly Sugigi Karena Kerap Ikutan Di-bully Netizen
"Kami ingin melempar telur ke arah gedung KPK. Ini sebagai simbol kalau di dalam KPK busuk," ucap orator aksi.
Tak lama berselang, puluhan telur ayam dilempar ke lobby Gedung KPK.
Sejumlah telur yang dilemparkan mengenai pilar gedung.
Telur lainnya pecah di kaca lobby Gedung KPK.
Baca: Gandeng Bank Indonesia, KJRI Jeddah Gelar Halal Investment Forum
Bahkan, ceceran pecahan telur berserakan di lobby Gedung KPK.
Sebelumnya, massa PMII mempertanyakan independensi KPK dalam menangani segala perkara korupsi.
Mereka meminta KPK tidak menetapkan tersangka kasus korupsi secara politis.
Baca: Polisi Selidiki Laporan terkait Ricuh Mubeslub MKGR
"Banyak kebijakan politis dalam putusan penetapan korupsi oleh KPK. Kita lawan selama masih objektif KPK," ucap orator.
Selain itu, mereka meminta kelompok 'taliban' ditubuh KPK agar bertanggungjawab karena telah menyebabkan lembaga antirasuah rusak.
Ricuh
Puluhan mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) turut menggalar aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).
Pantauan Tribunnews.com, sekitar pukul 16.15 WIB, seratusan massa PMII yang kompak kenakan almamater biru sembari mengibarkan bendera PMII menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK.
Baca: Massa Pro dan Kontra Revisi UU KPK Bentrok, Saling Lempar Botol
Massa PMII sempat mencoba mengingsek masuk ke lobby Gedung KPK.
Namun aksi mereka dihalau oleh petugas kepolisian.
Massa sempat terlibat kericuhan dengan petugas kepolisian saat sejumlah mahasiswa naik ke atas tembok lobby Gedung KPK.
Kericuhan mereda saat sejumlah polisi dan massa PMII sepakat untuk melanjukan aksi unjuk rasa.
Dalam tuntutannya, massa PMII mempertanyakan independensi KPK dalam menangani segala perkara korupsi.
Mereka meminta KPK tidak menetapkan tersangka korupsi secara politis.
"banyak kebijakan politis dalam putusan penetapan korupsi oleh KPK. Kita lawan selama masih objektif KPK," ucap orator aksi PMII.
Selain itu, mereka meminta kelompok 'taliban' ditubuh KPK agar bertanggungjawab karena telah menyebabkan lembaga antirasuah rusak.
Baca: Lima Siswa SD Tenggelam di Kota Baturaja, Satu Orang Tewas
"Kelompok taliban yang tidak bertanggung jawab yang hanya merusak KPK. Kami PMII ingin betul-betul membenahi dan memperkuat KPK sebagai lembaga independen," kata oratos aski.
Massa PMII secara tegas menyatakan tiga point terkait aksi antara lain:
1. Meminta KPK untuk tidak menjadi alat politik.
2. Percepat pelantikan pimpinan KPK terpilih.
3. Mendukung pengesahan UU KPK oleh DPR.
Sementara, hingga pukul 17.00 WIB, massa PMII terus berdatangan dari sejumlah wilayah di Jabodetabek.
Demo di DPR sempat ricuh
Massa yang mendukung Revisi UU KPK menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, tepatnya Jalan Gatot Subroto arah Slipi, Jumat (20/9/2019).
Aksi tersebut merupakan aksi tandingan, sebab sebelumnya, massa yang menolak revisi UU KPK telah berkumpul di depan Gedung DPR untuk melakukan aksi.
Baca: Demo Berujung Ricuh di Depan Bawaslu, 29 Karyawan Sarinah Dihukum 4 Bulan 3 Hari Penjara
Berdasarkan pantauan, massa pro revisi melakukan aksi hanya belasan meter dari massa kontra revisi.
Mereka hanya dijaga dan dipisahkan oleh barikade polisi.
Saat massa pro melakukan orasi, massa kontra revisi sempat terpancing dengan orasi tersebut.
Massa kontra yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, melemparkan botol minum kepada massa pro revisi.
Baca: Pakar Hukum Sebut Revisi UU KPK Bisa Dicabut Jika Jokowi dan DPR Mau Dengarkan Aspirasi Rakyat
Aksi saling lempar botol pun tak terhindarkan, namun secepat mungkin polisi dapat menghentikan aksi lempar botol tersebut.
Hingga berita ini ditulis, aksi masih berlangsung.