News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebakaran Hutan dan Lahan

Kabut Asap Pontianak Lebih Pekat dari Palangkaraya, Kapur Tohor Fokus Disemai di Kalbar

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPPT Hammam Riza di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (19/9/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menjelaskan alasan mengapa Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi lokasi penyemaian kapur tohor aktif (CaO) dalam upaya optimalisasi Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Operasi TMC memang tengah dilakukan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sejumlah provinsi di tanah air.

Saat dihubungi Tribunnews, ia mengatakan bahwa berdasar pada informasi yang diperoleh, kepekatan kabut asap di kota Pontianak Kalbar melebihi provinsi lainnya di Kalimantan.

Sehingga melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) yang dikelolanya, BPPT akhirnya memutuskan untuk melakukan proses semai kapur tohor aktif di wilayah itu.

"Karena kita waktu itu disampaikan, Pontianak di Kalimantan Barat itu sangat pekat kabut asapnya, jadinya kita ke sana," ujar Hammam Riza, eksklusif kepada Tribunnews, Jumat (20/9/2019) malam.

Hammam kemudian menambahkan bahwa meskipun provinsi Kalteng juga dilanda karhutla, namun kabut asapnya tidak terlalu pekat dan mulai muncul potensi awan yang bisa menjadi objek penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl).

Baca: Kemenhub Kembangkan Bandara Amahai di Maluku Tengah

"Nah sedangkan di Kalimantan Tengah di Palangkaraya, walaupun sudah kental, kita melihat potensi awan yang sudah terbentuk," jelas Hammam.

Lebih lanjut ia menegaskan, kapur tohor aktif saat ini tidak diperlukan di Kalteng karena di wilayah itu sudah muncul bibit awan.

"Sehingga untuk apa kita kasih kapur tohor? Karena bibit awannya sendiri sudah mulai ada dan kemudian dengan kita menyemai (garam) itu sudah bisa menurunkan hujan," tegas Hammam.

Perlu diketahui, kapur tohor aktif memiliki fungsi untuk mengurai partikel dan gas pada kepekatan kabut asap yang menghambat proses terbentuknya potensi awan hujan.

Potensi awan tersebut juga harus dilihat persentase kelembaban relatifnya (relative humidity).

Jika awan itu masih tipis, maka cara untuk meningkatkan kelembabannya adalah melalui penyemaian kapur tohor yang akhirnya akan memunculkan konveksi secara intensif hingga awan kembai tumbuh dan bisa disemai garam untuk menghasilkan hujan buatan.

Namun ini tidak terjadi pada wilayah Kalteng yang ternyata tidak membutuhkan penyemaian kapur tohor aktif, karena telah muncul bibit awan.

"Ada yang memang awannya tipis, karena awannya tipis, supaya awannya itu bisa meningkat relative humidity-nya ya harus dibantu dengan adanya proses konveksi dari darat supaya bisa membentuk awan yang matang untuk disemai oleh garam," kata Hammam.

Hingga saat ini, BPPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus mengoptimalkan operasi TMC yang tidak hanya mencakup provinsi Riau saja, namun juga beberapa wilayah terdampak karhutla lainnya di tanah air, seperti sejumlah provinsi di Kalimantan.

Perlu diketahui, operasi TMC dapat dilakukan jika masih adanya awan, awan tersebut merupakan objek untuk penyemaian garam demi memunculkan hujan buatan.

Sebelumnya, karhutla yang terjadi di Riau saat ini sudah sampai pada kategori darurat lantaran dampak kabut asap telah memasuki pemukiman warga sehingga menyebabkan gangguan pernafasan.

Bahkan karhutla tidak hanya terjadi di Riau saja, namun juga Kalimantan dan diduga dampak asapnya pun terbawa hingga melewati perbatasan Indonesia, yakni ke Malaysia dan Singapura.

Presiden Jokowi, para menteri serta pimpinan lembaga terkait pun telah melakukan Rapat Terbatas langsung di Riau, pada Senin (16/9/2019) lalu, terkait langkah apa yang harus diambil untuk menangani bencana tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini