Awalnya, Putra ingin masuk ke dalam Kompleks Parlemen Senayan untuk meliput.
Ia kemudian memarkirkan motor di dekat pol polisi depan perlintasan kereta api Palmerah.
Sebab, beberapa ruas jalan menuju Kompleks Parlemen ditutup.
Ia berkali-kali memutar mencari jalan masuk.
"Lewat Senayan enggak bisa, Lapangan Tembak juga enggak bisa. Ya mau gimana saya lewat depan Palmerah," ujar Putra kepada wartawan, Rabu.
Ia tidak menyangka kerusuhan terjadi di wilayah tempatnya memakirkan motor.
"Saya parkir saja di trotoar buat nyemaletin diri. Saya masuk ke pintu pejalan kaki ke gedung DPR," tambah Putra.
Baca: Polisi Lakukan Sweeping di Jalan Gatot Subroto Cegah Pelajar Ikut Aksi Massa di Sekitar DPR
Putra yang sedang berada dalam Kompleks Parlemen hanya bisa pasrah melihat motornya diseret massa ke tengah jalan dan dibakar.
Beberapa motor lainnya juga dibakar massa.
"Dua motor enggak tahu punya siapa, satu lagi punya saya," pungkasnya.
Sementara itu, situasi di kawasan perlintasan kereta api Jalan Palmerah masih memanas.
Polisi terus bersabar dengan para pelajar yang melakukan penyerangan kepada mereka.
(Kompas.com/Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar/Cynthia Lova/Dean Pahrevi/Muhammad Isa Bustomi