Kondisi ini disebut tidak biasa lantaran biasanya, kegiatan ekspose dilakukan dengan cara bottom up atau penyampaian usulan dari penyidik atau penyelidik kepada pimpinan.
Pada akhir tulisan, penulis meminta semua pihak termasuk pegawai KPK untuk merenungkan segala akibat kejadian demontrasi yang terjadi beberapa hari lalu.
Tak hanya itu, dia juga mempertanyakan WP KPK, terutama jajaran pengurusnya, terkait apakah harus mengorbankan para mahasiswa untuk menuntut segala keinginan selama ini.
"Apakah harus kawan-kawan mengorbankan kawan-kawan mahasiswa jika hanya sekedar untuk mempertahankan apa yang saat ini kita nikmati (kesejahteraan dan kewenangan)?" tulisnya.
Surat terbuka tersebut belum dipastikan apakah benar dibuat oleh pegawai KPK atau bukan.
Baca: Pertama Kalinya NOAH Tampil Tanpa Uki, Penonton Histeris Panggil Ariel
Baca: Benarkah Presiden Jokowi Tak Hormati DPR Jika Terbitkan Perppu untuk Mencabut UU KPK?
Ketika diklarifikasi, Penasihat WP KPK Nanang Farid Syam memastikan bahwa surat kaleng itu adalah hoaks, berdasarkan surat tanpa nama yang jelas.
"Sumbernya saja tidak jelas, jadi tidak layak informasinya," ujar Nanang ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (29/9/2019).
Sementara Ketua WP KPK enggan berkomentar banyak lantaran surat terbuka itu tidak terdapat kejelasan, seperti tak ada nama penulis surat dan isinya yang tidak mencerminkan kenyataan.
"Pegawai yang mana? Kecuali ada namanya," jawab Yudi saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (29/9/2019).
Yudi mengatakan surat terbuka tersebut bukan kali pertama yang menyasar pihaknya. Sebelumnya juga beredar foto pertemuan WP KPK dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di kantin gedung KPK. Di dalamnya, dikatakan bahwa mereka sedang membicarakan perihal rangkaian aksi menolak pelemahan KPK.
"Lagian itu kan udah (serangan) ke sekian," kata Yudi.
Selain itu, dia menyebut serangan terhadap pihaknya juga dibungkus dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menciptakan narasi isu Taliban yang dinilainya gagal.
Yudi, yang juga merupakan penyidik KPK, menegaskan pihaknya sampai saat ini masih solid. Perihal surat terbuka itu, dia mengaku hal itu belum tersebar di internal lembaganya. Pun, aku dia, rekan-rekannya tidak menaruh perhatian sedikit pun terhadap hal-hal seperti itu.
"Masih (solid) lah," Yudi mengakui.