“Berikan kesempatan kepada aparat untuk menyelidiki dan kita harus melihatnya secara arif. Mereka kan oknum, bisa saja bergerak secara pribadi, kasihan kalau institusinya disebut-sebut, jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga,” ungkap Suhardi ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Baca: Commuter Line Jurusan Tanah Abang-Serpong Tak Beroperasi
Baca: Wiranto Sebut OPM dan Kelompok Benny Wenda Sebagai Aktor Di Balik Kerusuhan Wamena
Baca: Jurnalis Indonesia Tertembak di Demo Hong Kong, KJRI: Tembakan Meleset
Sebelumnya seorang dosen salah satu perguruan tinggi di Bogor disebut-sebut ikut ditangkap setelah diduga merencanakan kekisruhan tersebut.
Suhardi menegaskan bahwa pihak BNPT selama ini sudah melakukan upaya pencegahan supaya paham radikal dan terorisme tak masuk ke kampus.
“Kita kan sudah masuk hal itu, saya ceramah di depan rektor perguruan tinggi negeri dan swasta bagaimana supaya paham moderat disampaikan kepada mahasiswa, terutama mahasiswa-mahasiswa baru. Yang penting kita beri kesempatan kepada aparat untuk melakukan penyidikan mendalam karena saya juga belum tahu detailnya,” kata Suhardi.
Rektor IPB terkejut
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengaku terkejut mendengar kabar ditangkapnya dosen IPB oleh pihak kepolisian terkait pembuatan bom molotov.
"Saya terkejut sekali dengan berita tersebut," kata Arif saat dihubungi wartawan, Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Arif mengaku, malam ini dirinya akan mendatangi Polda Metro Jaya untuk melihat dosen IPB yang ditangkap di Tangerang.
Baca: Rezky Aditya Akui Ada Pertemuan Keluarga dengan Pihak Citra Kirana
Baca: Menilik Kondisi Pos Polisi Palmerah yang Dirusak Massa, 2 Bangkai Sepeda Motor Dibiarkan Tergeletak
Baca: Janda Muda Berhubungan Badan dengan 8 Pria di Semak, Saat Diperiksa Beri Pengakuan Mengejutkan
"Malam ini saya menjenguk beliau di Polda Metro Jaya dan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya," ujar Arif.
Inisiasi pembuatan bom molotov
Polda Metro Jaya menangkap seorang dosen Universitas Negeri ternama berinisial AB.
Ia diduga menginisiasi pembuatan bom molotov untuk digunakan saat aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).
Penangkapan dilakukan tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Densus 88 Antiteror Polri.
“Polres hanya backup,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Dicky Ario Yustianto ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (29/9/2019).
Baca: Erick Thohir: Saya dan Tim Penjaring Akan Bekerja Secara Fair
Baca: 5 Cara yang Benar dan Aman Menyimpan Paspor Agar Tidak Hilang atau Rusak