News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erick Thohir Ungkap Alasan Kenapa Dirinya Bersedia Jadi Ketua TKN Jokowi-Maruf Amin

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Tribunnews/Herudin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Erick Thohir mengungkap alasan kenapa dirinya dipilih menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin pada Pilpres 2019.

Mantan bos klub Liga Italia, Inter Milan dipilih menjadi Ketua TKN karena posisinya bukan orang partai dan tidak punya kepentingan politik .

"Banyak pihak dan pak Jokowi sendiri melihat saya kandidat yang objektif. Saya tidak punya track record politik. Saya bukan orang partai. Saya enggak memihak siapa-siapa," kata bos Grup Mahaka ini saat wawancara ekslusif bersama Tribunnews.com di The Westin Jakarta, Senin (30/9/2019).

Baca: Live Streaming TV Online SCTV Tottenham Hotspur vs Bayern Munchen Liga Champions 2019, Akses di Sini

Baca: Asrama Siswa hingga Fasilitas Olahraga Dibangun di Daerah Tertinggal

Baca: Anggota Dewan Ramai Gadaikan SK setelah Dilantik untuk Bayar Utang Kampanye hingga Renovasi Rumah

"Saya kenal semua. Saya kenal Sandi. Saya kenal pak Jokowi. Saya kenal semua. Karena selama ini tidak terjebak dalam domain politik," lanjutnya.

Selain itu, Erick Thohir melihat Jokowi merupakan kandidat yang paling kuat pada Pilpres 2019.

"Kemanangan 11 persen itu tinggi dalam demokrasi yang terjadi hari ini. Coba cek banyak menang lima persenan. Ini tinggi dan memang kandidatnya bagus," ujar Erick Thohir.

Kemenangan Jokowi menurut dia bukan semata-mata karena dirinya.

Tapi semua elemen masyrakat bergerak, baik itu relawan, tokoh daerah, tokoh nasional, dan partai politik.

Selain itu, Erick Thohir menyebut kunci sukses kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019 karena mengendepankan fakta dan data.

"Bukan offensive menuduh. Beda loh, offensive menuduh dengan offensive dengan fakta dan data," katanya.

Tak mau jadi Menpora

Nama Erick Thohir disebut-sebut akan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Kerja Jilid II Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Apa tanggapan Erick Thohir soal kabar itu?

Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin langsung menolak disebut masuk dalam bursa calon Menpora.

Dia menyebut tidak memiliki hasrat menjadi Menpora.

Dia tidak ingin terjadi konflik kepentingan lantaran memiliki banyak bisnis di bidang olahraga di Indonesia.

"Saya rasa jangan lah. Kenapa toh saya juga sudah masuk dalam kepengurusan International Olympic Committee (IOC). Kan perwakilan Indonesia juga," ujar mantan bos klub Liga Italia Inter Milan ini sembari menarik nafasnya, saat wawancara ekslusif bersama Tribunnews.com di The Westin Jakarta, Senin (30/9/2019).

Baca: Erick Thohir Ogah Dipanggil Om

Baca: Blak-blakan Pemain Asing Persib ke Media Belanda: Dari Lemparan Batu Hingga Menumpangi Tank

Baca: Link Live Streaming Persija U-16 vs Persebaya U-16 di Elite Pro Academy Liga 1 U-16: Live MolaTV

Baca: Hasil Drawing Wakil Indonesia di Indonesia Masters 2019: 12 Pemain Berstatus Unggulan

Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

"Terus kalau saya Menpora kan conflict of interest, bisnisnya banyak di olahraga," jelas Erick Thohir.

Menurut dia, ada banyak figur yang layak untuk menduduki kursi Menpora. 

Namun, dia tidak menyebut siapa-siapa saja kandidat yang dinilainya layak jadi Menpora. 

"Saya rasa banyak juga figur-figur yang bagus," kata mantan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) ini.

Bagi Erick Thohir, berkontribusi untuk memajukan Indonesia, tidak harus masuk birokrasi pemerintahan.

Karena itu Erick Thohir lebih memprioritaskan orang yang telah berpengalaman mengurus pemerintah. 
Terpenting, kata Erick Thohir, bagaimana menteri-menteri yang dipilih nantinya bisa kompak.
Tak Mau Dipanggil 'Om'

Erick Thohir kembali punya waktu bersama keluarga, setelah mengabdi menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) dan menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.

"Kadang-kadang hidup itu perlu tarik napas, setelah Asian Games, setelah TKN," ucap mantan bos klub Serie A Liga Italia Inter Milan ini lalu menarik napas, saat wawancara ekslusif bersama Tribunnews.com di The Westin Jakarta, Senin (30/9/2019).

"Kan enak back to realitySpend time sama keluarga. Kan kita (saya) ndak mau dipanggil 'om' (oleh anak-anaknya)," tutur Erick Thohir.

Baca: Blak-blakan Pemain Asing Persib ke Media Belanda: Dari Lemparan Batu Hingga Menumpangi Tank

Baca: Link Live Streaming Persija U-16 vs Persebaya U-16 di Elite Pro Academy Liga 1 U-16: Live MolaTV

Baca: Hasil Drawing Wakil Indonesia di Indonesia Masters 2019: 12 Pemain Berstatus Unggulan

Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Selama Asian Games dan di TKN, Erick Thohir mengakui dirinya jarang sekali di rumah bersama keluarga. Pada Sabtu dan Minggu pun terkadang ia masih fokus pada pekerjaaannya di Asian Games dan TKN.

Keluarganya, kata dia, memang sudah memahami karakter dirinya yang total dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan.

Namun, dia menyadari juga perlu menarik diri dari kesibukan-kesibukan untuk bersama-sama keluarga.

Karena itu dia memilih tidak kembali mencalonkan diri Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Selain untuk regenerasi, ia ingin bersama-sama dengan keluarganya.

"karena saya perlu juga tarik napas dan spend waktu dengan keluarga," ujarnya.

Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Baca: Blak-blakan Pemain Asing Persib ke Media Belanda: Dari Lemparan Batu Hingga Menumpangi Tank

Baca: Link Live Streaming Persija U-16 vs Persebaya U-16 di Elite Pro Academy Liga 1 U-16: Live MolaTV

Baca: Hasil Drawing Wakil Indonesia di Indonesia Masters 2019: 12 Pemain Berstatus Unggulan

Kesempatan Indonesia Berlaga di Olimpiade

Erick Thohir menilai, menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 dinilai bukan hal sulit bagi Indonesia.

Apalagi, menurut Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, ekonomi Indonesia akan masuk dalam G-9 pada 2030 mendatang.

"Pada saat 2030, ekonomi Indonesia sudah berada G-9. Jadi mestinya, kalau ekonomi G-9 bisa lah kita menjadi tuan rumah Olimpiade," ujar mantan bos klub Liga Italia Inter Milan saat wawancara ekslusif bersama Tribunnews.com di The Westin Jakarta, Senin (30/9/2019).

Pengalaman sukses menyelengaraan Asian Games 2018 lalu, dinilai menjadi catatan menyakinkan bagi Indonesia untuk mampu menyelenggarakan Olimpiade 2032 mendatang.

Erick menjelaskan, menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 akan menjadi batu loncatan bagi olahraga nasional.

Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Baca: Blak-blakan Pemain Asing Persib ke Media Belanda: Dari Lemparan Batu Hingga Menumpangi Tank

Baca: Link Live Streaming Persija U-16 vs Persebaya U-16 di Elite Pro Academy Liga 1 U-16: Live MolaTV

Baca: Hasil Drawing Wakil Indonesia di Indonesia Masters 2019: 12 Pemain Berstatus Unggulan

Karena tim sepakbola, basket dan cabang olahraga lainnya punya kesempatan main di kasta tertinggi olahraga di dunia.

"Kapan lagi tim sepakbola kita main di Olimpiade? Kapan lagi tim basket kita main di Olimpiade?" tegas mantan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) ini.

Menjadi tuan rumah Olimpiade, kata dia, juga akan mencatatkan Indonesia menjadi negara keempat di Asia, setelah Tiongkok, Jepang dan Korea bisa menyelenggarakan pesta olahraga dunia tersebut.

"Kapan lagi kita menjadi negara keempat di Asia bisa menyelenggarakan Olimpiade? Kapan lagi?" ucapnya.

Kunci sukses menjadi tuan rumah Olimpiade menurut dia, adalah kesolidan dan sikap optimistis.

Hal itu ia terapkan saat menjadi Ketua INASGOC.

"Problem kita itu dua sebenarnya. Kita selalu tidak solid dan pesimis ketika ada sesuatu yang besar. Pengalaman Asian Games begitu. Tapi buktinya kita bisa. Jalankan saja. Yang penting hasilnya," tegasnya.

Karena itulah menurut Erick Thohir perlu energi baru untuk memimpin Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023.

Erick Thohir memastikan tahun 2032 tak akan mencalonkan diri lagi sebagai ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

"2032 saya tidak running lagi ketua KOI, 9 Oktober ada kongres, saya tidak mencalonkan lagi. 2032 itu umur saya 60 lebih, saya mengharapkan selalu ada regenerasi. Kalau ketua KOI bisa lebih muda dari saya, why not? Supaya ada energi baru," kata Erick Thohir.

Siapa pun yang terpilih nanti, akan memiliki target memastikan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Untuk itu Erick Thohir terjun dalam penjaringan mencari pemimpin baru KOI.

Jokowi Kirim Surat agar Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

Presiden Joko Widodo membenarkan telah mengirimkan surat ke International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach, di Sekretariat IOC agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

"Suratnya sudah dikirim," ujar Jokowi saat dijumpai di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).

Permintaan agar Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan olahraga sedunia itu, menurut Jokowi, pernah disampaikannya secara informal ketika bertemu Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach, beberapa waktu lalu.

"Dulu, waktu ketemu Ketua Olimpiade, sudah disampaikan bahwa kita memiliki keinginan untuk ikut," ujar Jokowi.

Ia pun berharap cita-cita tersebut terwujud supaya citra Indonesia di mata dunia semakin meningkat.

Apalagi, mengingat Indonesia memiliki pengalaman menjadi penyelenggara event olahraga se-Asia.

Penyerahan surat pengajuan sebagai tuan rumah Oliampiade 2032 telah diserahkan Dubes RI di Bern, Muliaman D. haddad, pada 11 Februari 2019.

Surat itu telah diterima Thomas Bach dan kabarnya disambut baik, mengingat Indonesia sukses menggelar Asian Games dan Asian Para Games 2018.

Selain Indonesia, India dan Korea Utara-Selatan merupakan negara yang sudah menyatakan ketertarikannya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Selain itu, ada pula Australia dan China. Proses pemilihan tuan rumah Olimpiade 2032 sendiri, paling lambat akan dilakukan tahun 2024. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini