Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyebut sudah lebih dari 10.000 orang mengungsi dari Wamena ke Sentani dan Jayapura.
"Para pengungsi ini memilih keluar dari Wamena karena merasa tidak aman dengan situasi saat ini di tempat mereka," ujar Wahyu Novyan, Direktur ACT saat dihubungi tim ACT di kantor Pusat, Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (2/9/2019).
Ia mengatakan setiap harinya ada sekira 900 orang pengungsi yang diterbangkan dari Wamena menuju Sentani menggunakan pesawat Hercules.
Baca: Perjalanan Karir Primus Yustisio, Dari Seorang Aktor Handal hingga Menjadi Politisi
Baca: Peringati Hari Batik Nasional 2019, Wisatawan Bisa Membatik di Museum Tekstil
Setelah sampai di Bandara Sentani, beberapa dari pengungsi disebar ke wilayah Jayapura.
Tetapi hingga saat ini, di Wamena masih ada sekira 6.000 orang yang belum kembali ke rumah mereka dan masih bertahan di tempat pengungsian.
Mereka bertahan karena merasa aman dengan kehadiran TNI-Polri di tempat pengungsian.
Wahyu menjelaskan saat ini para pengungsi sangat membutuhkan makanan dan pakaian mengingat saat mengungsi mereka tidak sempat membawa apapun.
Baca: Sudjiwo Tedjo Ungkap Rakyat dan Jokowi Bisa Lawan DPR, Lihat Beda Reaksi Masinton serta Fahri Hamzah
Pengungsi juga membutuhkan perawatan medis karena ada beberapa yang terluka dan kelelahan saat perjalanan menuju tempat pengunsian.
"Untuk saat ini kami memprioritaskan para pengungsi mendapatkan makanan dan medis, agar dapat bertahan ditempat pengungsian," ujar Wahyu.
Banyak pengungsi yang ingin meninggalkan Papua dan ACT memberikan fasilitas untuk para pengungsi yang ingin kembali ke kampung halaman mereka.
Baca: Berhasil Kembangkan Hotelnya di Jepang, Salah Satunya Berkat Ide Hagewari
"Besok kami akan memulangkan sekira 100 pengungsi asal Sumatra Barat menggunakan jalur udara," kata wahyu.
Selain itu, ACT sedang mempersiapkan kapal kemanusiaan yang mampu mengangkut 1.000 jiwa untuk memfasilitasi pengungsi dari Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan daerah lainnya.
"Namun bagi pengungsi yang masih ingin tetap ada di Papua, ACT saat ini berencana membangun shelter untuk tempat tinggal mereka, hingga ekonomi mereka kembali pulih," kata Wahyu.