TRIBUNNEWS.COM - Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin bakal dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Jokowi-Maruf memiliki waktu untuk menyusun kabinet dalam jaksa waktu maksimal 14 hari usai pelantikan.
Hingga berita ini ditulis, Jokowi-Maruf masih menutup rapat siapa-siapa yang akan menduduki kursi menteri di kabinet baru.
Ditemui usai menghadiri Puncak Perayaan Batik Nasional, Rabu (2/10/2019) di Pura Mangkunegara, Solo, Jawa Tengah, Jokowi masih enggan bicara soal susunan kabinet.
"Dilantik saja belum, nanti kalau sudah pelantikan, baru kita bicara soal kabinet," ujar Jokowi.
Baca: Perjalanan Kabinet Jokowi-JK yang Segera Berakhir: Empat Kali Reshuffle, Enam Menteri Mundur
Namun demikian, beberapa waktu lalu, Jokowi sudah memberikan sejumlah kriteria dan gambaran tentang kabinetnya mendatang.
Bocoran itu ia sampaikan dalam beberapa kesempatan mulai dari makan siang bersama pimpinan media massa hingga saat berpidato di Kongres PDIP di Bali.
Sejumlah bocoran yang disampaikan Jokowi antaralain ada menteri berusia muda, ada kementerian baru, ada menteri yang dipertahankan, ada pula menteri yang keluar dari kabinet dan diberi posisi lain.
Terkini, sejumlah menteri kabinet saat ini mengundurkan diri karena memilih bertugas di DPR.
Jelang pelantikan Presiden dan Wapres, Jumat (4/10/2019), Tribunnews.com mengulas kembali gambaran kabinet Jokowi-Maruf berdasarkan sejumlah pernyataan Jokowi:
1. Wajah Baru Bakal Isi Kabinet
Sejumlah wajah baru dipastikan bakal menghiasi kabinet Jokowi-Maruf.
Pasalnya, sebagian menteri Jokowi-Maruf saat ini dipastikan tak lagi duduk di kabinet mendatang.
Penyebabnya, ada yang tersangkut korupsi, ada yang memilih di DPR.
Mereka yang mengundurkan diri yakni mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani dan mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
Imam tersandung kasus korupsi, sementara Puan dan Yasonna menjadi Ketua dan anggota DPR.
Kepastian adanya wajah baru dalam kabinet juga diketahui pernyataan Jokowi yang menyatakan bakal ada menteri berusia muda.
2. Sebagian Menteri saat Ini Dipertahankan atau Bertukar Posisi
Meski mengakomodir orang-orang baru, kabinet Jokowi-Maruf bakal mempertahankan sejumlah menteri yang saat ini menjabat.
Dikutip dari Kompas.com, Jokowi menyebut ada beberapa menteri yang bertahan di kabinet entah di posisinya saat ini atau berganti posisi menempati posisi yang lebih strategis dengan kewenangan lebih luas.
Baca: Kabinet Segera Berakhir, Budi Karya Cerita Suka-Duka Menginspeksi Proyek Bandara
Namun, ada juga menteri yang harus pergi untuk tugas lain yang lebih tepat.
Saat itu, Jokowi menyebut nama sebagai contoh, tetapi tidak untuk diberitakan.
Menurut Jokowi, menteri yang bertahan adalah menteri yang jelas implementasi kebijakannya, melakukan perombakan, sekaligus melakukan perbaikan atas perombakan itu.
"Tidak hanya merombak, membongkar, tetapi juga melakukan perbaikan atas perombakan dan pembongkaran itu," ujar Jokowi saat makan siang bersama pimpinan redaksi media massa, Rabu, 14 Agustus 2019.
Jokowi akan mempertahankan menteri yang bisa mengkesekusi masalah dengan baik meskipun kerap tidak disukai oleh publik.
Sebaliknya, dia tidak akan segan mengganti menteri yang disukai publik tetapi sebenarnya menimbulkan masalah.
3. Dua Kementerian Baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah buka-bukaan dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (14/8/2019) kemarin.
Dikutip dari Warta Kota, Presiden Jokowi menyebut, dirinya akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.
Kementerian tambahan itu yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.
Baca: Saat Luhut Kenakan Peci Hitam di Sidang Kabinet Paripurna Terakhir
Adapun untuk pengumuman lengkap nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.
"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu. Kita lihatlah, tetapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik, tetapi ini masih tetap kita hitung," kata dia.
4. Ada Kementerian Dilebur
Presiden Jokowi mengakui, nantinya ada perubahan nomenklatur kementerian di kabinet barunya.
Selain ada kementerian baru, ada kementerian lama yang akan dilebur menjadi satu.
"Ada (perubahan nomenklatur). Ada yang digabung, ada yang muncul yang baru," kata Jokowi selepas menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019) petang, dikutip dari Kompas.com.
Akan tetapi, Jokowi masih belum mau buka-bukaan terkait kementerian yang akan digabung dalam Kabinet Kerja Jilid II.
Dirinya pun meminta kepada publik untuk sabar menunggu dan tidak berspekulasi lebih jauh.
3. Menteri Muda
Pasca-memenangi Pilpres 2019, Jokowi menyatakan sedari awal, bakal ada menteri berusia muda di kabinetnya.
Pada saat mengadakan pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka pada 14 Agustus 2019 lalu, Jokowi menyatakan sudah memilih menteri berusia muda untuk masuk ke dalam pemerintahan periode kedua bersama Maruf Amin.
Dikutip dari Kompas.com, calon menteri itu ada yang usianya di bawah 35 tahun, bahkan ada yang di bawah 30 tahun.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ujar Jokowi.
Terkait dengan usia muda ini, ketika ditanya apakah mereka berasal dari start up, Jokowi hanya tersenyum.
Ia tidak mengiyakan, tidak juga menampiknya. Jokowi pun menceritakan, ketika menyaring calon-calon menteri usia muda ini, banyak sekali nama yang masuk.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.
Jokowi melanjutkan, menteri usia muda ini akan duduk di kementerian yang lama, bukan yang baru.
"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," katanya.
5. Calon Jaksa Agung Tidak Berasal dari Parpol
Selain itu, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Jaksa Agung mendatang tidak berasal dari representasi partai politik.
"Tidak dari partai politik," ujar Jokowi saat bertemu pemimpin media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Tribunnews.com.
Baca: Sidang Kabinet Paripurna Terakhir: Ucapan Terima Kasih Jokowi hingga Foto Bersama
Jokowi mengatakan, dalam sejarahnya Jaksa Agung bisa juga dari luar Kejaksaan Agung.
Meski begitu, dia belum memastikan apakah ini berarti Jaksa Agung akan diisi dari internal Korps Adhyaksa.
6. Parpol Dapat Jatah 45 Persen
Presiden Joko Widodo menyebut kabinet baru akan diisi oleh 55 persen profesional dan 45 persen kader partai politik.
"Iya 55 persen profesional, 45 persen dari partai," kata Jokowi usai menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Kompas.com.
Jokowi menegaskan, semua pihak harus menerima komposisi tersebut. Termasuk ketua umum dan elite parpol.
Meski mendapat jatah yang lebih sedikit dibanding kalangan profesional, namun elite parpol tak boleh menolak.
Sebab, penyusunan kabinet adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden.
"Kamu tahu tidak kabinet itu apa? Kabinet itu hak prerogatif presiden. Menteri itu adalah hak prerogatif presiden," kata Jokowi saat ditanya wartawan apakah parpol bisa menerima komposisi yang telah ditetapkan.
7. PDIP Jadi Parpol yang Dapat Kursi Menteri Terbanyak
Jokowi menjamin PDIP bakal menjadi parpol pendukung pemerintah yang mendapatkan jatah menteri paling banyak.
Hal itu ditegaskan Jokowi saat menyampaikan pidato dalam kongres PDIP V di Bali, 8 Agustus 2019.
"Terakhir, saya ingin menjawab apa yang disampaikan oleh Ibu Mega tadi. Mengenai menteri. Tadi bu Mega kan menyampaikan ya jangan empat (menteri) dong. Tapi kalau yang lain dua (menteri) dan PDI 4 (menteri) kan sudah dua kali," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari tayangan live KompasTV.
Jokowi melanjutkan, jika partai yang lain mendapatkan tiga menteri, dimungkinkan PDIP mendapatkan enam menteri.
Meski hal itu tidak berlaku mutlak.
"Jadi kalau nanti yang lain tiga, mesti PDIP...belum tentu juga," ujar dia.
Meski demikian, Jokowi menegaskan jumlah menteri dari PDIP dalam kabinet Jokowi-Maruf mendatang bakal paling banyak.
"Tapi yang jelas PDIP pasti yang paling terbanyak. Itu jaminannya saya," tegasnya.
8. Ada Kepala Daerah Jadi Menteri
Jokowi menyatakan bakal ada satu kepala daerah yang bakal ditunjuk jadi menteri.
Namun, Jokowi tidak menyebut nama kepala daerah yang dimaksud.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (14/8/2019).
Jokowi yang sempat ragu lantaran tidak persis ingat, menjadi mantap menjawab akan ada kepala daerah yang akan menjadi menteri saat Menteri Sekretaris Negara, Pratikno memastikan lewat anggukan.
"Iya Pak, ada satu," ujar Pratikno.
(Tribunnews.com/Daryono/Theresia Felisiani) (Kompas.com)