TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan semua menteri serta pemimpin lembaga negara setingkat menteri pada Kabinet Kerja mengadakan foto bersama di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Mereka berpose pada rapat peripurna terakhir kabinet, menjelang akhir masa kerja.
Masa pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla yang dijalani sejak 20 Oktober 2014 segera berakhir.
Presiden Joko Widodo kemudian akan dilantik untuk periode kedua, berpasangan dengan Wakil Presiden terpilih Kiai Maruf Amin, 20 Oktober mendatang.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan suasana berbeda usai sidang kabinet paripurna yang terakhir pada periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Para menteri menyempatkan diri berfoto bersama Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK).
"Yang beda. Biasanya habis sidang kabinet dan lain-lain sudah-sudah saja. Tapi tadi kita berlama-lama, dan sempat berfoto dulu dengan Pak Jokowi dan Pak JK," kata Menkominfo Rudiantara di kompleks Istana Kepresidenan.
Baca: Pelantikan Presiden Bulan Ini, Berikut Nama-nama Pengusaha yang Santer Disebut Calon Menteri Jokowi
Para menteri yang ada di dalam juga berbincang satu dengan lainnya seusai sidang. Hidangan kacang disiapkan di atas meja.
"Semua menteri yang di dalam ngobrol, makan makanan kecil, kacang garing. Ngobrol saja, salam-salaman," ujar Rudiantara.
Pada rapat paripurna itu, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada para menteri Kabinet Kerja yang selama lima tahun sudah membantu pemerintahannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Hal itu disampaikan Presiden saat menggelar rapat kabinet paripurna yang dihadiri seluruh menteri dan kepala lembaga di Istana Negara.
Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, ini adalah rapat kabinet paripurna terakhir sebelum masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berakhir dua pekan mendatang.
Pada rapat, Presiden Jokowi menucapkan terima kasih kepada para menteri dan kepala lembaga negara setingkat menteri.
"Pertama saya ingin ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua menteri, semua kepala lembaga, atas kerja kerasnya selama lima tahun ini dalam mebantu saya dan Bapak Jusuf Kalla dalam menjalankan visi dan program-program prioritas kita bersama," kata Jokowi saat membuka rapat.
Jokowi mengaku teringat momen lima tahun lalu, saat awal pembentukan Kabinet Kerja.
Ia saat itu menyampaikan tidak ada visi misi menteri, yang ada adalah visi misi Presiden dan Wakil Presiden. Jokowi mengaku menyampaikan hal itu agar semuanya berada dalam satu visi, satu tujuan, dan satu jalur.
"Kita lihat dalam lima tahun ini telah banyak yang kita kerjakan dengan berbagai keterbatasan-keterbatasan yang ada. Dan juga masih banyak pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum bisa kita selesaikan," kata dia.
Dalam hitungan hari, Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin bakal dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan digelar pada 20 Oktober 2019.
Seiring pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, akan diikuti hadirnya kabinet baru dengan komposisi berbeda.
Hingga berita ini ditulis, Jokowi-Maruf masih menutup rapat siapa-siapa yang akan menduduki kursi menteri di kabinet baru.
Ditemui usai menghadiri Puncak Perayaan Batik Nasional, Rabu (2/10/2019) di Pura Mangkunegara, Solo, Jawa Tengah, Jokowi masih enggan bicara soal susunan kabinet.
"Dilantik saja belum, nanti kalau sudah pelantikan, baru kita bicara soal kabinet," ujar Jokowi.
Namun demikian, beberapa waktu lalu, Jokowi sudah memberikan bocoran terkait gambaran kabinet baru.
Ada menteri berusia muda, ada kementerian baru, ada menteri yang dipertahankan, ada pula menteri yang keluar dari kabinet dan diberi posisi lain.
Terkini, sejumlah menteri kabinet saat ini mengundurkan diri karena memilih bertugas di DPR.
Sejumlah menteri yang beberapa hari lalu mengundurkan diri dipastikan tak akan masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf.
Adapun 5 menteri yang kemungkinan tidak menjabat lagi.
Mereka antara lain mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Puan dipastikan tak lagi menjadi menteri setelah dia terpilih sebagai Ketua DPR.
Yasonna Laoly diperkirakan juga tak akan menjadi menteri karena memilih menjadi anggota DPR.
Sementara Imam Nahrawi dipastikan tak akan berada di kabinet baru karena menjadi tersangka di KPK kasus korupsi.
Selain tiga nama itu, beberapa nama menteri lainnya diperkirakan tak masuk masuk dalam kabinet karena berpotensi terkena kasus hukum.
Mereka yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dari Partai Nasdem. Kementerian keduanya, terjerat kasus korupsi di KPK.
Sementara pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, beberapa waktu lalu mengungkapkan siapa saja sosok menteri di Kabinet Kerja I yang layak dipertahankan.
Ketujuh menteri 'lama' ini, kata Hendri Satrio, dianggap mampu membantu Jokowi merealisasikan janji kampanye untuk periode 2019-2024.
Selain itu, dalam periode kedua menjabatnya, Jokowi ingin ada warisan (legacy) yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan generasi mendatang.
Dari sinilah, menurut dia, akan bisa diprediksi siapa saja menteri yang akan dipertahankan Jokowi untuk jilid II pemerintahannya.
Lalu siapa saja ke-7 menteri itu?
1. Basuki Hadimuljono
Hendri Satrio yakin sosok Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono akan kembali menduduki kursi yang sama pada periode pemerintahan Jokowi 2019-2024.
Karena sosok Basuki Hadimuljono, mampu secara cepat menterjemahkan visi dan misi serta keinginan Jokowi untuk membangun infrastruktur di Indonesia.
"Menteri Basuki akan dipertahankan. Karena bisa memberikan legacy itu," jelas Hendri Satrio.
2. Susi Pudjiastuti
Menurut dia, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga bisa dipertahankan Jokowi untuk masuk dalam skuad Kabinet Kerja Jilid II.
Sama seperti Menteri Basuki, Susi Pudjiastuti juga telah dan bisa memberikan kenangan khusus dalam mejaga wilayah maritim Indonesia.
"Menteri Susi kan memberikan legacy dia. Yakni meningkatkan produksi perikanan, kali pertamanya ada penenggelaman kapal," ucap Hendri Satrio.
3. Amran Sulaiman
Sosok lainnya yang layak dipertahankan Jokowi adalah Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.
Menteri Amran dia menilai, telah mampu bekerja luar biasa untuk memperjuangkan nasib petani dan ketersediaan pangan selama periode pertama pemerintahan Jokowi.
"Menteri Amran juga memberikan legacy. Legacy ketahanan pangan dan macam-macam mengenai pertanian sudah dia lakukan," papar Hendri Satrio.
4. Bambang Brodjonegoro
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro akan tetap ada di susunan Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-KH Maruf Amin.
Mantan Menteri Keuangan itu, menurut dia, punya tugas dan sumbangsih luar biasa yang akan memberikan peninggalan bersejarah bagi bangsa ini, yakni terkait perpindahan ibukota negara.
Selama ini terlihat peran aktif dari Bambang Brodjonegoro, dalam merencanakan dan menganalisa semua lokasi calon ibukota negara.
"Bambang Brodjonegoro termasuk yang dipertahankan. Ada planning pemindahan ibukota di tangannya," jelas Hendri Satrio.
5. Budi Karya Sumadi
Menurut dia, sosok Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan tetap dipertahankan Jokowi untuk periode kedua pemerintahannya.
Seperti Menteri PUPR, Budai Karya kata dia, telah memberikan warisan tersendiri bagi bangsa ini khususnya terkait percepatan pembanguan transportasi di Indonesia.
Termasuk pembangunan dan revitalisasi bandara-bandara di daerah dan transportasi daring (online).
"Budi Karya Sumadi termasuk. Di zaman ini transportasi online ada dimana-mana," jelasnya.
6. Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menurut dia, akan dipertahankan Jokowi untuk mengisi kabinet kerja Jilid II.
7. Retno Lestari Priansari Marsudi
Dia melihat juga sosok Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi akan tetap berada di Kabinet Jokowi-KH Maruf Amin.
"Bu Retno keberhasilannya buat Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB lagi," jelasnya.
Pada tahun lalu, Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, setelah mendapatkan 144 suara di pertemuan Majelis Umum PBB.
Indonesia terpilih menjadi anggota DK PBB untuk masa jabatan 2019-2020.
Negara akan bergantian setiap bulannya pada tahun ini untuk menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan. Giliran tersebut diurutkan berdasarkan abjad bahasa Inggris masing-masing negara.
Indonesia mendapatkan kesempatan menjabat Presiden DK PBB mulai 1 Mei 2019.
Penulis: Theresia Felisiani dan Sri Malau