“Saya dan Kapolri sudah yakinkan Menkopolhukam, bahwa situasi keamanan di Wamena, Ilaga dan Pegunungan Bintang sudah kondusif. Sekarang pengungsi sudah berduyun duyun ingin kembali karena Wamena sudah aman dan kondusif,” tukas Panglima.
Kapolri menegaskan, bahwa jaminan keamana diberikan kepada masyarakat dengan penambahan personil.
“Jaminan keamanan masyarakat, dengan penguatan personil. Kalau masalah amannya, jika penggeraknya kerusuhan baik itu KNPB maupun ULMWP ditangkap. Kita akan kejar terus mereka. Kita tahu posisi mereka,” tegas Kapolri.
Salah seorang pengungsi Wamena di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Amir mengatakan, sebenarnya masih memiliki rasa kuatir untuk kembali, namun hidupnya sudah di Wamena.
”Sebenarnya kita manusia punya rasa was-was, Cuma namanya kita sudah terbiasa di negeri orang apalagi melanjutkan kelangsungan hidup. Kita mau balik ke kampung sudah makan umur begini, ya nanti kembali ke nol lagi. Kita sudah tua begini. Kalau di Wamena kerja kita tidak perlu dari awal,” ujar Amir perantau asal Sulawesi Selatan yang sudah 14 tahun di Wamena.
Menurut Amir, dirinya kembali ke Wamena, untuk melihat kondisi terkini.
”Saya kembali kesana, karena ada anak kerja dan sekolah disana. Anak saya yang bungsu kelas 2 SMA Wamena, kita mau ketemu gurunya. Apa tindak lanjut gurunya. Sementara cucu saya kelas 1 SD sudah tidak mau kembali ke Wamena, dia trauma,” ungkap Amir yang sudah berumur 60 tahun itu.
Pengungsi lain yang kembali ke Wamena yakni Meisa Mansur perantau asal Toraja mengatakan, meski masih ada trauma, tapi percaya situasi Wamena sudah kondusif.
“Kami yakin dengan aparat keamanan, yang sudah memberikan jaminan, sehingga kami pilih balik lagi ke Wamena,” ujar Meisa yang sehari-harinya menjadi penjaga toko di Wamena.
Hal senada juga dikatakan pengungsi lain Isak Tampa k asal Toraja, bahwa dia mau balik ke Wamena karena sudah ada jaminan keamanan.
“Bapak Polisi dan tentara bilang Wamena sudah aman, ya kami kembali lagi. Karena kami kerja disana,” ujar Isak yang berprofesi sebagai tukang bangunan dan sudah 12 tahun di Wamena.
Ada sekitar 16.000 jiwa pengungsi di Jayapura.
Mereka ditampung di 8 titik pengungsian di Sentani dan Jayapura.