Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS, JAKARTA - Teka-teki dari rumor bergabung atau tidaknya Partai Gerindra ke dalam kabinet kerja presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024 masih menjadi misteri.
Santer rumor berhembus kencang Partai Gerindra telah meminta 3 kursi menteri kepada Jokowi untuk dipertimbangkan diisi oleh kadernya.
Meskipun sejumlah elite partai berlambang kepala burung garuda itu masih mengelak.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun menduga manuver Partai Gerindra untuk masuk ke dalam kabinet kerja dimaksudkan untuk memburu peluang suara pada pemilu 2024 mendatang.
Caranya, dengan menunjukkan kinerja dan prestasi kader-kader terbaiknya di dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun.
"Ketika masuk dalam kabinet, Gerindra kan menciptakan kebijakan selama lima tahun. Targetnya bukan sekadar mendapat posisi di kabinet, tetapi lebih target (pemilu) 2024," kata Badrun dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).
Baca: Kondisi Istri Peltu YNS Usai Diperiksa Akibat Komentar Nyinyir Soal Wiranto
Baca: Surya Paloh Besuk Wiranto di RSPAD: Ini Cobaan, Yang Maha Kuasa Masih Sayang
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Besok Minggu 13 Oktober 2019: Aries Dilema, Taurus Belum Move On
Hal tersebut dipertegas dari narasi-narasi yang diciptakan oleh Partai Gerindra yang terus menyasar isu ekonomi.
Ia menyebut, Gerindra tengah mengincar posisi strategis di bidang ekonomi untuk mengimplementasikan program dan gagasan politik mereka dalam kabinet kerja Jokowi.
"Misalnya soal kemandirian pangan, kemandirian energi. Juga bagaimana soal industri republik ini maju, ekspornya mengalami kenaikan, jadi isu ekonomi nampaknya yang membuat Gerindra mau," ungkapnya.
Dengan bisa menunjukkan kinerja kadernya di kabinet Jokowi, lanjut dia, partai besutan Prabowo Subianto itu bisa dapat mendulang suara pada 2024 mendatang.
"Ketika menteri-menterinya berprestasi, bagi Prabowo itu langkah yang paling penting dan membuat elektabilitas naik pada 2024," ujarnya.