Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak sampai satu jam seusai meresmikan Satelit Palapa atau Tom Langit di Istana Negara, Senin (14/10/ 2019), Presiden Jokowi langsung menjajal kualitas koneksi internet cepat. Ia melakukan video konference bersama perwakilan kepala daerah.
Dari layar di Istana Negara, tampak Jokowi melakukan video konference dengan Bupati Merauke Frederikus Gebze, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakatoni.
Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus, Bupati Penajam Paser utara Abdul Gafur hingga ke Aceh. Satu per satu, kepala daerah ini menanggapi hadirnya proyek Palapa Ring di wilayah mereka.
Baca: Temukan Tas Misterius, Petugas Kebersihan Rumah Sakit Jadi Pahlawan dan Selamatkan Nyawa Pemilik Tas
Baca: Fakta Unik Jepang, Vending Machine Dapat Keluarkan Air Bersih saat Bencana
Baca: Warga Gresik Kembalikan Dana CSR PT GJT, Minta Perusahaan Bongkar Muat Batu Bara Itu Direlokasi
Dimulai dari Bupati Merauke Frederikus Gebze yang menyampaikan dengan adanya Palapa Ring, kini komunikasi di Merauke sudah sangat baik.
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
"Dengan peresmian Palapa Ring, Kabupaten Merauke dan wilayah selatan Papua bisa komunikasi dengan baik, bertukar informasi dan mengembangkan potensi daerah," ucap Frederikus.
Tidak mau membuang kesempatan, Frederikus juga menyampaikan masalah surplus beras di Merauke hingga 200 ribu ton. Meski sudah diekspor ke Papua Nugini tetap saja beras disana masih surplus. Dia meminta, beras petani di Merauke tersalurkan dengan baik.
"Dengan restu, kami memohon, kami ingin menjadi daerah otonom baru, Provinsi Papua Selatan. Terima kasih pak presiden. Kami di Merauke mengharapkan kehadiran presiden di wilayah timur," ugkapnya.
Merespon permintaan Bupati Frederikus, Jokowi menjawab urusan pemekaran akan dibahas lebih lanjut nanti. Termasuk juga untuk urusan berat, bakal diurus dan dicari jalan keluarnya.
"Urusan pemekaran setelah ini, ini Palapa Ring dulu. Urusan berat nanti kita uruslah. Saya nanti mungkin sebentar lagi mau ke Papua, sedang diatur harinya kapan. Yang penting gunakan internak yang sudah kencang untuk memasarkan produk di Merauke," tutur Jokowi.
Selanjutnya Wakil Gubernua Papua Barat Mohamad Lakatoni mengaku bersyukur karena Palapa Ring telah mencangkup 9 kota di Papua Barat. Dia berharap Palapa Ring bisa menjawab interkoneksi di Papua Barat dan pertumbuhan ekonomi lebih baik.
Respon berbeda dilontarkan oleh Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi. Dia menegaskan internet di Rote Ndao masih lambat.
Berikut petikan percakapan Jokowi dengan Josef :
Jokowi : Kalau di Rote Ndau, masih lambat atau sudah cepat pak?
Josef : Pak presiden ini sesuai dengan NTT, Nyala Tidak Tentu. Sebentar-sebentar kuat, sebentar-sebentar lemot.
Jokowi : Benar ini?
Josef : Benar pak, kadang-kadang kuat, kadang lemah. Jadi NTT itu singkatannya Nyala Tidak Tentu. Ada yang kuat, ada yang lemah pak. Mohon maaf Pak Rudiantara, saya ngomong apa adanya.
Jokowi : Ini jaman keterbukaan, tidak papa ngomong apa adanya. Saya sampaikan tahun depan akan dibangun lagi kurang lebih 4000 BTS. Ini infrastruktur yang akan mempercepat internet kita.
Josef : di Rote Ndau masih lambat pak, kalau di Labuan Bajo sudah lumayan.
Menyambung perbincangan Josef, sang istri juga memberanikan diri mengajukan setidaknya lima permohonan pada mantan wali kota Solo itu.
"Bapak Presiden kami juga minta pembangunan depo BBM untuk menstabilkan harga BBM di Rote. Kedua landasar bandara kiranya dilebarkan supaya pesawat besar bisa masuk menunjang pariwisata. Kami juga minta pembangunan gedung olahraga dan pembangunan patung Tuhan Yesus Memberkati. Ini karena alkitab pertama kali masuk ke NTT melalui Roti," tambah istri Josef.
Kemudian, Jokowi menyapa Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Masud yang wilayahnya bakal menjadi lokasi ibu kota baru. Abdul Gafur dengan lantang menyuarakan kabupaten Penajam Paser Utara merasa dianaktirikan.
"Kabupaten kami dianak tirikan. Jalanan kami masih jelek, mudah-mudahan kami dapat bantuan peningkatan jalan. Jumlah desa di kami ada 30 dan 24 kelurahan pak. Apalagi Penajam Paser Utara bakal jadi ibu kota baru pak. Kami kurang infrastruktur," ungkap Bupati Abdul Gafur.
Abdul Gafur menambahkan di wilayahnya seperti Kecamatan Sepaku, perbatasan Penajam Paser Utara dengan Kutai kartanegara masih ada titik blank spot yang harus jadi perhatian.