Samsul menyebut A tertutup dan sehari-hari hanya berjualan ikan saja.
"Saya pernah beli ikan, biasa aja si ramah. Tapi memang irit bicara. Senyum-senyum aja ya layani seperti tapi engga banyak omong cuman layani doang," kata dia.
Sementara Wati (39) pemilik rumah makan yang tak jauh dari lokasi mengaku tak begitu mengenal terduga teroris yang ditangkap Densus 88.
Dia mengaku, hanya mengetahui A berjualan ikan hias di rumah kontrakan yang kini ditempati.
“Setahu saya dia hanya berjualan ikan hias, udah itu aja. Jarang ngobrol juga,” singkat Wati.
Untuk diketahui, terduga teroris Adnan diduga terlibat dalam kelompok Amirul Mukminin Besar Abu Bakar Al Bhagdadi (ISIS).
Baca: Gara-gara Dimintai Uang untuk Bayar Sekolah, Ayah Cabuli Anak Kandung, hingga Ancam Membunuh
Adnan juga disinyalir terlibat dalam perakitan switching bim bersama dengan tiga rekannya, RF, SL dan YN.
Ada dua swithching bom berbentuk menyerupai ponsel yang sudah jadi berhasil diamankan.
Kemudian terduga teroris A juga ikut terlibat dalam pembelian KNO3 dan Nitrogliserin sebagai bahan peledak. Ia bersama rekananya melakukan uji coba mesiu dengan memicu bom dari ponsel.
A diketahui melakukan idad di bulan Juni 2019 di daerah Air Terjun Batu Putu, Lampung. Kelompok ini berniat akan hijrah atau beraksi dengan melakukan bom bunuh diri dengan target tempat hiburan, atau acara besar di Lampung.