TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhajir Effendy yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengaku berat meninggalkan jabatannya sebagai Mendikbud yang telah jalani selama tiga tahun ini.
Pasalnya, ada banyak kenangan ke seluruh pejabat Kemendikbud eselon satu, dua, dan tiga selama menjabat.
"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan eselon satu, dua, dan tiga yang sudah bekerja dengan saya selama tiga tahun lebih memimpin," katanya di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta Pusat, Rabu (23/10)/2019).
Baca: Menteri dari Papua Absen di Kabinet, Jubir Istana: Presiden Tak Pandang Suku dan Ras
Muhajir mengakui bahwa dirinya sangat kerasan berada di Kemendikbud. Namun, kini ia harus menjalani tugas barunya sebagai Menko PMK.
"Semua pekerja keras, kalau ada yang malas satu dua saja, tapi saya rasa rajin semua. Dengan memiliki kompetensi bagus, bisa saya ajak berselancar, berjibaku, berakrobat sesuai arahan presiden, tidak monoton, membuat terobosan," ujarnya.
Dalam serah terima jabatan, Muhadjir mengaku siap membantu Nadiem Makarim dalam jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Selamat datang kepada Pak Nadiem, untuk terus melanjutkan apa yang dilakukan pejabat sebelum saya dan saya. Silakan dievaluasi mana yang bisa dilajutkan, tetapi kalau tdak relevan lagi silakan direvisi. Di sini para pejabat sangat menguasai masalah, tetapi kalau ada hal yang perlu saya bantu saya sangat terbuka untuk itu, saya kira itu, mohon doa restu," pungkasnya.