News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Sempat Pamit, Ketum Projo Kini Diangkat Jadi Wamen, Janji Tak Akan Tinggalkan Jokowi

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Relawan Projo Budi Arie Setiadi di Istana Presiden.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menunjuk Ketua Umum Relawan Pro Jokowi ( Projo) Budi Arie Setiadi sebagai wakil menteri.

Budi Arie belum mau blak-blakan pos wakil menteri apa yang ditawarkan Presiden Jokowi.

Namun, ia bicara soal pembangunan desa dan daerah tertinggal usai bertemu dengan Jokowi di Istana, Jumat (25/10/2019).

"Anggaran cukup besar bagi pembangunan pedesaan harus betul-betul memberikan kemajuan berarti sehingga bisa memberikan kemajuan nasional," kata Budi kepada wartawan usai menghadap Jokowi.

Budi seperti dikutip dari artikel Kompas.com berjudul "Jadi Wamen, Ketum Projo Kini Sudah Ada Cinta Sedikit ke Prabowo" mengakui sebelumnya Projo sudah pamit mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca: Kecewa Prabowo Subianto Dipilih Jokowi Jadi Menhan, PROJO Undur Diri

Baca: Mengenal Wahyu Sakti Trenggono, Wakil Menteri yang Akan Dampingi Menhan Prabowo Subianto

Hal itu karena Projo kecewa dengan keputusan Jokowi menunjuk rivalnya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Namun, setelah Projo pamitan, Jokowi justru meminta Budi Arie untuk menjadi wakil menteri.

"Kami pamit tapi ditugaskan lagi, bagaimana," kata Budi.

Saat ditanya apakah dirinya siap bekerja sama dengan Prabowo, Budi Arie menjawab bahwa relawan Jokowi di akar rumput sebenarnya belum bisa menerima kehadiran Ketua Umum Gerindra itu di kabinet.

"Emosi di bawah belum stabil. Karena ini soal perasaan," kata dia.

Namun, Budi menegaskan bahwa ia secara pribadi sudah tidak memiliki masalah lagi dengan Prabowo.

"Sudah so so, sudah ada cinta sedikit," kata dia.

Sebelumnya, Sekjen Projo Handoko mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan penunjukan Budi Arie sebagai wakil menteri.

Menurut Handoko, hal itu merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.

"Penunjukan saudara Budi Arie Setiadi jika nanti sebagai wakil menteri adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden. Komunikasi di internal Projo soal hal ini sangat baik, kami selalu diskusikan semua hal," ujar Sekretaris Jenderal Projo Handoko kepada Kompas.com, Jumat (25/10/2019).

Handoko kemudian meluruskan bahwa hingga saat ini Projo masih mendukung Jokowi. Ia menampik bahwa Projo meninggalkan Jokowi karena Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan.

"Kami tidak pernah mengatakan berhenti mendukung atau meninggalkan Jokowi, tetapi tugas Projo menjadikan Pak Jokowi sebagai presiden sudah kita tunaikan bersama," tutur dia.

Sempat undur diri

Sebelumnya diberitakan, masuknya Prabowo Subianto ke dalam kabinet Indonesia Kerja 2019-2024 pemerintahan Jokowi- KH Ma'ruf Amin membuat Ormas Projo kecewa.

Hari ini, Rabu (23/10/2019) bertepatan dengan pelantikan Prabowo menjadi Menteri Pertahanan (Menhan), Projo menyatakan tugas mengantar Jokowi menjadi presiden dua periode sudah selesai.

Sekjen Projo  Handoko mengatakan Ormas tersebut selanjutnya akan undur diri, bukan saja karena tugas telah selesai tapi juga karena Prabowo menjadi Menhan.

"Kemudian ada kekecewaan soal Prabowo jadi Menhan mengingat dia rival yang cukup keras waktu itu, tapi sekarang menjadi Menhan. Kami memahami itu jadi kekecewaan," katanya kepada wartawan di DPP Projo, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019).

Baca: Keterlaluan, Kapasitas Baterai Galaxy M30s Tak Ada Lawan di Indonesia

Baca: Sri Sultan Ucapkan Selamat untuk Mahfud MD

Baca: Wiranto Perkenalkan Dialog Makan Siang ala Menko Polhukam ke Mahfud MD

"Khususnya kawan-kawan Ptojo yang di grassroot, mereka sangat kecewa. Dan kekecewaan itu kami tangkap dan kami memahami itu," lanjut Handoko.

Menurutnya, kekecewaan yang dirasakan anggota Projo beralasan lantaran ini menjadi sebuah realitas politik yang cukup tidak biasa untuk mereka terima.

Jokowi dengan mengangkat Prabowo jadi Menhan, lanjut dia, telah melanggar komitmen melawan intoleransi dan kesediaan berpolitik secara santun dengan Projo.

Pasalnya, kubu rival yang kalah dalam pilpres karena perlawanan rakyat justru mendapat posisi yang terhormat di Kabinet.

"Pihak-pihak yang tidak teruji loyalitasnya dipercaya mengurus negeri ini. Mereka tidak tampak ketika pendukung militan bekerja memenangkan Jokowi," tegas Handoko.

Meski demikian, mewakili Ptojo, Handoko tetap mengucapkan selamat kepada Jokowi- KH Ma'ruf Amin serta Kabinet Indonesia Maju.

Baca : Yusril Masuk, Hasto atau Grace Natalie Wakil Prabowo? 29 Nama Wamen Beredar, Diumumkan Sebentar Lagi

Selain itu, mereka juga mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seluruh masyrakat Indonesia dan kader Projo.

"Semoga program-program dapat dijalankan dengan baik untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat," tutup Handoko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini