Inas Nasrullah teringat ketika masih masa Pilpres 2019 para pendukung Jokowi-Ma'ruf masih solid dan sekarang sudah tak kompak lagi.
"Sampai hari ini kita sudah tidak lagi merasakan kebersamaan yang begitu sangat kental pada saat pilpres. Tetapi setelah pilpres, setelah pengumuman menteri dan wakil menteri, hilanglah kebersamaan itu," tuturnya.
"Kita seolah-olah ditinggal begitu saja gitu, yang menjadi pertanyaan dan harus dijawab, Hanura ini ditinggal atau tertinggal," pungkasnya.
Berikut video lengkapnya (menit ke-1.40):
Baca: Kondisi Terkini Santri yang Pernah Viral karena Sebut Prabowo Menteri; Sepeda dari Jokowi Digadai
Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Wakil Sekretaris Jenderal Hanura Bona Simanjuntak pernah menyampaikan kekecewaan Hanura.
Bona membandingkan dengan ucapan Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir yang kini menjabat Menteri BUMN yang sempat menyebut pendukung sudahberkeringat.
Kini Bona menyebut Hanura sampai berdarah-darah untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kalau istilah Pak Erick Thohir berkeringat, kami berdarah-darah (saat pilpres)," kata Bona dalam diskusi bertajuk 'Kabinet Bikin kaget' di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Bona menyebut kader Hanura sudah banyak berkorban untuk mendukung dan kini harus berkorban lagi lantaran seolah tidak dianggap.
"Gerakan (kader Hanura) cukup masif saat Jokowi berkampanye. Tetapi dalam perjalanan kami memang harus berkorban sehingga tak ada lagi kursi di parlemen," kata Bona.
Meski begitu kecewa dan mengaku belum ikhlas, Bona menegaskan Hanura tidak akan berubah posisi menjadi oposisi pemerintah.
(Tribunnews.com/Ifa Nabila)