Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menawarkan program Emas Biru dan Emas hijau untuk membantu pemulihan ekonomi korban gempa Ambon.
Hal itu diungkapkannya saat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau pengungsi yang berlokasi di Lapangan Universitas Darussalam, Maluku Tengah, Ambon pada Selasa (29/10/2019).
Doni menjelaskan, program Emas Biru adalah bantuan terkait budidaya ikan hias laut berupa ikan Nemo dan pengolahan ikan asap untuk dikonsumsi.
Doni menjelaskan, bantuan tersebut termasuk memberikan pembinaan, pendampingan hingga penjualan hasil budidaya ikan laut tersebut.
Sedangkan untuk program emas hijau adalah bantuan berupa pembibitan tanaman bernilai ekonomis antara lain Pala, Cengkeh, Sukun dan Matoa.
Tidak hanya itu, BNPB juga akan memberikan dukungan pembibitan kayu bernilai ekonomis tinggi seperti Gaharu, Jabin dan Toren.
Baca: 10 Masalah Korban Gempa Ambon: 20 Hari 5 Mi instan, 17 Bayi Lahir 2 Tewas, hingga Trauma
BNPB juga memberikan dukungan alat pengolahan sagu yang dapat menghasilkan tepung sagu, mi sagu dan beras sagu.
"Hal itu karena Maluku memiliki banyak pohon sagu yang dapat diolah, diharapkan bantuan-bantuan tersebut dapat memicu produksi dan pertumbuhan ekonomi daerah," kata Doni dalam keterangan resmi BNPB pada Selasa (29/10/2019).
Sementara itu, Jokowi juga menyatakan Pemerintah akan memberikan bantuan stimulan untuk warga yang rumahnya rusak akibat gempa beberapa waktu lalu.
"Pemerintah akan memberikan bantuan stimulan Rp 50 juta untuk rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang, dan Rp 10 juta rusak ringan. Bantuan ini berlaku di semua daerah terdampak bencana di Indonesia," kata Jokowi disela-sela diskusi dengan masyarakat.
Jokowi menjelaskan, anggaran di Kementerian PUPR dan di BNPB telah dialokasikan untuk perbaikan rumah-rumah.
Dana tersebut dan akan segera disalurkan setelah menjalani sejumlah prosedur.
Menurut laporan yang diterima Presiden dari Gubernur Maluku dan Kepala BNPB, ada sekitar 12.137 unit rumah yang rusak akibat gempa Maluku.
Rinciannya adalah sebanyak 2.712 unit rumah rusak berat, 3.317 unit rumah rusak sedang, 6.108 unit rumah rusak ringan, dan 730 unit fasilitas umum dan sosial rusak.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta jajaran pemerintahan di daerah seperti camat dan lurah turut memantau dan mengawasi anggaran tersebut.
Terutama mengingat anggaran tersebut akan langsung diberikan kepada masyarakat terdampak gempa.
Terkait pembangunan rumah warga yang rusak, Jokowi berharap agar masyarakat membangun rumah dengan konsep rumah tahan gempa seperti halnya yang dilakukan warga di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Untuk itu, ia mengatakan pembangunan konstruksi rumah warga akan diarahkan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Ada macam-macam, ada yang pakai beton, ada yang sistem RISHA, jadi kalau ada gempa itu yang goyang hanya konstruksinya tetapi dinding dan lainnya tetap itu. Saya kira kita harus mengikuti itu," kata Jokowi.
Setelah menerima kunjungan Presiden, Kepala BNPB, Menteri PUPR, dan Menteri Perhubungan mendampingi Presiden untuk melakukan kunjungan kerja selanjutnya ke Palu, Sulawesi Tengah untuk meninjau perkembangan penanganan bencana di sana.