TRIBUNNEWS.COM - Martha Tilaar membagikan kisah rumah tangganya yang harmonis bersama Henry Alexis Rudolf Tilaar (HAR Tilaar), melalui YouTube iNews Portal yang diunggah Rabu (30/10/2019).
Pernikahan yang berlangsung selama 55 tahun itu, ternyata pernah mengalami masa sulit.
Masa sulit tersebut lantaran, selama 15 tahun menikah HAR Tilaar dan Martha belum dikaruniai buah hati.
Mereka baru memiliki buah hati ketika usia pernikahan memasuki tahun ke-16.
Di usia yang tidak lagi muda, Martha mengandung buah hatinya bersama Alex, panggilan Martha kepada suaminya.
Martha menuturkan, ketika mereka berada di Amerika dia tidak bisa memiliki anak dan terpaksa mengonsumi pil pencegah kehamilan.
"Di Amerika tidak bisa punya anak, karena semua mahal. Terpaksa minum pil pencegah kehamilan, selama empat tahun," tutur Martha.
Hal tersebut dilakukan Martha dan Alex karena beberapa alasan, di antaranya biaya hidup dan biaya persalinan yang sangat mahal.
"Karena tidak bisa melahirkan, karena terlalu mahal ongkos-ongkosnya," tambahnya.
Efek samping dari konsumi pil tersebut ternyata cukup berat.
Obat yang dikonsumsi selama empat tahun tersebut membuat pasangan suami istri itu kesulitan memiliki keturuan.
Mereka pernah divonis mandul oleh Ahli Obstetri dan Ginekologi luar negeri.
"Akibatnya saya mendapatkan efek sampingan dari minum obat tersebut selama empat tahun," katanya.
Perjuangan Martha dan Alex berlanjut hingga mereka mendatangi dokter Ahli Obstetri dan Ginekologi di beberapa negara.
Mereka mengunjungi Swiss, Beland, bahkan Indonesia.
Usaha tersebut belum berbuah manis, tapi Martha dan Alex tidak menyerah sampai di situ.
"Saya pergi ke Swiss, Belanda, ahli-ahli Obstetri dan Ginekologi, Amerika dan Indonesia. Tetapi toh tidak dapat anak, karena efek samping obat pencegah kehamilan. 'Aku tidak akan punya anak (titik)," ungkap Martha sembari menirukan ucapan dokter yang memvonisnya.
Tidak hanya berjuang melalui hal-hal medis, Martha dan Alex mencoba perawatan herbal.
Dibantu sang kakek yang seorang herbalis, Martha mendapatkan perawatan dengan ramuan jamu.
"Karena eyang saya herbalis, maka beliau bilang nanti saya dirawat dengan ramuan jamu," terangnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Martha sudah didiagnosis pre-menopause saat memasuki usia 41.
Saat memasuki usia 41 tahun, akhirnya Martha mengandung.
Sebuah anugrah besar bagi Martha, ketika di usianya yang sudah 42 tahun dia melahirkan.
Perawatan dengan ramuan jamu tersebut berlangsung cukup lama, hingga akhirnya setelah 16 tahun menanti Martha dikaruniai Wulan, anak perempuan yang cantik.
"Kok bisa ya saya (42 tahun) melahirkan?," tuturnya.
Anugerah Terbesar
Dalam doa, Martha mengatakan dia selalu meminta kepada Tuhan agar selalu diberi kebijaksanaan.
"Jadi, waktu hamil dari permulaan hamil, saya selalu mengucapkan jangan sampai membeda-bedakan anak kandung dan anak yang diambil (angkat)," katanya.
Kelahiran anak pertamanya merupakan keajaiban besar yang Tuhan berikan.
"Keajaiban yg Tuhan berikan kepada kami," imbuhnya.
Memasuki umur 44 tahun, tiga tahun setelah melahirkan Wulan, Martha mengandung buah hatinya yang kedua.
"Setelah tiga tahun hamil lagi, 44 tahun hamil dan dokter melarang untuk meneruskan karena saya sudah sepuh," ucap Martha.
Namun, Martha dengan yakin tetap meneruskan kehamilannya.
Dia tidak menyerah meski sudah memasuki usia 44 tahun, sebab katanya buah hati yang dia kandung adalah anugerah yang dinanti-nantikan.
"Saya akan teruskan karena Tuhan telah memberikan kepada saya, ternyata gede banget lahirnya. Sampai dia bisa lulus Harvard," ucapnya
Alex yang duduk di samping Martha pun menjelaskan reaksinya memiliki buah hati yang sudah lama dinantikan.
Dengan nada yang lembut, Alex mengatakan dia bersyukur dan sangat senang sekali.
"Alhamdulillah, saya sangat senang," katanya.
Martha menambahkan, anak-anak mereka sangat dekat dengan ayahnya.
"Dan sampai sekarang, sama Wulan, Kiki justru lebih dekat. Daripada dengan saya," ungkap Martha.
Bisnis
Martha kembali menyampaikan, baginya dan keluarga pendidikan itu penting.
"Anak-anak ikuti papahnya yang bergelar doktor," ujarnya.
Perlu diketahui, Alex merupakan Guru Besar di Universitas Negeri Jakarta, Dekan Pasca Sarjana dan Guru Besar di Universitas Indonesia.
Selain menjunjung tinggi pendidikan, anak-anak Alex dan Martha juga mewarisi bisnis yang orangtuanya geluti.
Anaknya, Brian Tilaar menurut penuturan Martha selalu membantu bisnis keluarga di bidang home industri yang tergabung di Martha Grup.
Selain Brian, Pinkan Tilaar menangani sekolah kecantikan.
Sedangkan Wulan, dia menangani franchise SPA produk Martha Tilaar.
Martha berpesan kepada anak-anaknya untuk terus menciptakan lapangan kerja dan mempertahankan yang sudah dikerjakan.
Menurut Martha, bisnis yang dia geluti merupakan anugerah.
"Sebagai orang yang diberi anugerah, bagi orang yg diberi anugerah harus dipertahankan, pokoknya jangan disia-siakan. Dipertahankan dan dijadikan tempat di mana banyak orang bisa berkarya," katanya.
Kegiatan Alex
Kegiatan Alex Tilaar sebelum meninggal dunia adalah sering menulis di ruang kerja.
"Bapak tiap hari tetap menulis dan baca buku, banyak tamu, konsultasi mengenai makalah, ada doktor, calon doktor," ungkap Martha.
Hingga akhir hayat, Alex atau HAR Tilaar selalu disibukkan dengan membaca, menulis buku dan berbagi dengan orang-orang muda.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)