TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mowilex Indonesia berkomitmen mengurangi bahan kemasan plastik baru sebesar 80 persen dalam kurun waktu 8 tahun.
Perusahaan akan berupaya untuk kembali ke kemasan kaleng timah yang dapat didaur ulang, material plastik dengan konten daur ulang.
"Kami akan fokus dalam pengurangan emisi karbon, pengurangan plastik, dan konservasi laut," kata Imelda Sasmito, Managing Director Asia Coatings Enterprises, Pte. Ltd. (ACE) mewakili Mowilex di Jakarta belum lama ini.
Untuk mencapai upaya ini, pihaknya akan bekerja sama dengan pemasok dan perusahaan pengelolaan limbah untuk mengeksplorasi alternatif pengemasan dan pengumpulan limbah sampah.
Baca: Komisi VIII akan Tanyakan Wacana Larangan Cadar di Instansi Pemerintah kepada Menag
Niko Safavi, CEO Mowilex mengatakan, menjadi pemimpin industri, bukan berarti hanya sekadar memproduksi cat dan pelapis berkualitas tinggi kepada konsumen tapi juga bertanggung jawab atas emisi karbon yang dihasilkan dari operasi.
"Kami menjadikan program keberlanjutan ini sebagai nilai inti perusahaan dan berharap dapat menginspirasi perusahaan lain yang belum berkomitmen terhadap sumber daya yang signifikan untuk mengatasi tujuan perubahan iklim, yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia," katanya.
Dikatakannya, menjadi karbon netral adalah proses yang mahal dan ini akan memaksa kami untuk menjadi lebih hemat energi.
Mowilex mengumumkan pihaknya menjadi perusahaan manufaktur pertama di Indonesia, dan satu-satunya produsen cat di negara ini yang memiliki sertifikasi karbon netral.
Baca: Chord Gitar Celengan Rindu dari Fiersa Besari, Chord Gitar Mudah dari C
SCS Global Services, sebuah badan sertifikasi yang diakui secara internasional, melakukan evaluasi melalui pihak ketiga untuk menghitung emisi yang dihasilkan oleh Mowilex, yang mencakup semua lokasi dan operasinya.
ACE sendiri telah mendanai program Konservasi Internasional yang akan terus melindungi Teluk Saleh, yang memiliki luas 1.500 kilometer persegi di Sumbawa, Indonesia selama 5 tahun ke depan.
Program ini akan memelihara dan melindungi habitat penting bagi hiu paus yang terancam punah serta mendukung masyarakat setempat untuk mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan.
Konferensi pers yang dilakukan oleh Mowilex turut dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Kantor Bina Marga Pemerintah Provinsi Jakarta, Layanan Global SCS, International Conservation dan Jaringan Pakar Perubahan Iklim Kehutanan Indonesia (APIKI).