TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Komjen (Pol) Idham Azis sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Tito Karnavian.
Rencananya, Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada Jumat (1/11/2019) besok.
Setelah melewati uji kepatutan dan kelayakan Polri, Idham Azis resmi dipilih untuk menjabat sebagai Kapolri yang baru.
Pada saat uji kepatutan dan kelayakan, ia menyampaikan konsep yang telah dibuat sebagai program penguatan polri.
Baca: Menanti Aksi dari Kapolri Baru, Idham Aziz
Dilansir dari kompas.com, program prioritas yang akan diusung Idham Azis didasari atas perkembangan lingkungan.
Konsep rancangannya juga mengacu pada arah kebijakan pemerintah dan Polri.
Ia juga memperhatikan program kepemimpinan polri sebelumnya, yaitu program rancangan Tito Karnavian.
Agenda nasional untuk tahun 2020 yang menjadi tugas polri ada beberapa hal yaitu:
1. Menyukseskan program pembangunan nasional
2. Mengamankan agenda nasional tahun 2020-2021
3. Kejahatan menonjol yang menjadi perhatian publik
4. Kualitas Sumber Daya Manusia, postur kelembagaan dan pengawasan.
Lalu bagaimana sepak terjang dan profil Idham Aziz yang gantikan Tito Karnavian jadi Kapolri?
Sebelum menjabat sebagai Kapolri, Idham Azis menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Dikutip dari akun YouTube Tribunnews.com, Idham adalah alumnus lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988.
Prestasi pria kelahiran Kendari, 30 Januari 1963 ini di bidang reserse dan pemberantasan terorisme cukup cemerlang.
Baca: Tak Hanya Puji sang Istri, Kapolri Idham Azis juga Sebut Dirinya Hebat karena Alasan Ini
Sebelum menjabat sebagai Kepala Bareskrim, Idham Azis memiliki karier yang mumpuni.
Dia pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2017.
Pada tahun sebelumnya, Idham Azis menjabat sebagai Kepala Divisi Pengamanan Polri 2014.
Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri pada 2013.
Tak hanya cemerlang di bidang reserse dan hukum kriminal, prestasi terbaik Idham Azis adalah di bidang penanganan terorisme.
Idham Azis memulai kariernya di Densus 88 anti teror pada Juni 2005.
Ia menjabat sebagai Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi.
Pria berusia 56 tahun itu berhasil melumpuhkan dalang di balik Bom Balim Dokter Azhari dan kelompoknya di Batu, Jawa Timur, 9 November 2005.
Pada September 2010, ia menjadi Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri mendampingi Tito Karnavian.
Selama 2,5 tahun, Idham Azis menjalankan tugasnya dengan baik.
Hingga ia akhirnya dimutasi menjadi Dirtipikor Bareskrim Polri sekaligus mendapatkan promosi pangkat menjadi Brigjend atau Jenderal bintang 1.
Di antara banyaknya prestasi yang pernah diraih, Idham Azis pernah menjadi bagian Tim Kobra dalam pimpinan Tito Karnavian
Ia memburu langsung Tommy Soeharto yang terlibat dalam pembunuhan Hakim Agung Syaifudin Kartasasmita pada 7 Agustus 2000 silam.
Ia juga menjadi wakil satuan tugas (satgas) pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik di Poso atau dalam Operasi Polisi Camar Maleo.
Ia juga turut ambil bagian dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Investigasi kasus Novel pernah ditanganinya saat ia menjabat menjadi Kapolda Metrojaya dan masih berpangkat bintang 2 atau Irjen.
Itu dia profil dari Idham Aziz yang kemarin resmi menjabat sebagai Kapolri gantikan Tito Karnavian. (*)
(Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti)