TRIBUNNEWS.COM - Presien Joko Widodo (Jokowi) memilih menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 dengan cara memanggil satu per satu tokoh yang kala itu masih menjadi calon menteri.
Jokowi memanggil 38 tokoh yang kini sudah menjadi menteri dan pejabat setingkat menteri itu pada Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019).
Tindakan Jokowi ini ternyata disebut gimmick hingga seperti drama oleh dua orang dosen Universitas Indonesia (UI).
Dilansir Tribunnews.com, hal tersebut disampaikan para dosen dalam acara 'ROSI' unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (31/10/2019).
Yang pertama, dosen Ilmu Komunikasi UI Ade Armando yang menyebut tindakan Jokowi seperti gimmick atau gaya-gayaan.
"Kalau kita lihat dalam sebelum pembentukan kabinet, ada satu, hari Senin tepatnya, dipanggil satu per satu," ujar Rosiana Silalahi sang pembawa acara.
"Hampir semua yang dipanggil itu jadi, kecuali Ibu Tetty Paruntu."
"Menurut Anda sebagai seorang Dosen Ilmu Komunikasi, apa yang ingin disampaikan dengan manggil dulu satu per satu, dua hari kita semacam melihat reality show?" tanya Rosi.
"Saya sih menganggap itu gimmick biasa saja, tidak terlalu penting juga di sana," jawab Ade.
Ade beranggapan cara Jokowi mengumumkan menteri jajarannya ini sangat tidak penting.
"Anda melihat itu enggak penting?" tanya Rosi.
"Enggak penting sama sekali dalam pandangan saya ya," jawab Ade.
Meski baginya tidak penting, Ade menyebut cara Jokowi ini bisa bermanfaat agar masyarakat tak terkejut.
Pasalnya, dengan memanggil satu per satu tokoh ke Istana Negara, maka masyarakat bisa pelan-pelan mencari tahu siapa sosok yang dipanggil Jokowi.
"Tetapi memang ada baiknya barangkali daripada nanti orang terkejut-kejut ketika akhirnya diumumkan secara cepat," kata Ade.
"Barangkali mulailah dengan orang diperkenalkan satu per satu."
"Sehingga orang mulai belajar tentang siapa dia, siapa orang ini, siapa orang itu," imbuhnya.
Namun Ade tetap beranggapan cara seperti ini tidak ada istimewanya dari segi komunikasi politik.
"Tapi terus terang, kalau dilihat dari komunikasi politiknya tidak ada sesuatu (yang istimewa)," ungkapnya.
Sementara itu, dosen Ilmu Politik UI Chusnul Mariyah, menganggap pemanggilan calon menteri itu seperti drama.
"Bu Chusnul, kalau dari ilmu politik, ada enggak yang ingin disampaikan?" tanya Rosi.
"Sebetulnya itu juga lebih seperti drama sih ya," jawab Chusnul.
Chusnul meyakini sebenarnya Jokowi sudah punya tim untuk memilih menteri.
Ia mempertanyakan tujuan Jokowi memanggil satu per satu ke Istana Negara.
"Sebetulnya apa tujuannya? Kalau tadi dikatakan itu biasa saja komunikasi politik,
tapi sebetulnya kan calon presiden ini kan sudah punya tim, sudah punya yang namanya nama-nama, cuma siapa yang akhirnya dipanggil," terang Chusnul.
Chusnul menyebut sejak awal sudah terprediksi akan banyak tokoh dari koalisi Jokowi yang masuk kabinet.
"Dari sejak awal kan gerbong koalisinya itu cukup banyak, siapa yang mendapat bagian dari gerbong itu," kata Chusnul.
Chusnul menyebut hal yang biasa jika ada pihak yang senang dan tidak soal pilihan menteri itu.
"Sebagian ada yang kecewa, sebagian ada yang tidak," sambungnya.
Berikut video lengkapnya (menit ke-2.37):
(Tribunnews.com/Ifa Nabila)