TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Sohibul Iman bertemu di kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
Mengenai pertemuan antar keduanya, Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan langkah Surya Paloh yang menemui Sohibul Iman tersebut.
Diketahui Nasdem merupakan partai koalisi pendukungnya pada pemilu 2019, sedangkan PKS adalah partai oposisi.
Pertemuan mereka menyatakan 3 hal antar kesepakatan masing-masing parpol.
Pertama, Nasdem dan PKS siap untuk memperkuat fungsi pengawasan terhadap pemerintah di DPR.
Kedua, Nasdem dan PKS sepakat menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga, Nasdem dan PKS siap mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agana dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.
Adanya pertemuan tersebut, menurut presiden hal ini wajar sebagai bentuk silaturahim dari kedua pimpinan partai politik tersebut.
Jokowi menyebut dan memberi kemungkinan bahwa Surya Paloh rindu dengan Sohibul Iman.
"Mungkin Pak Surya Paloh kangen sudah lama enggak ketemu Pak Sohibul Iman. Mungkin dengan saya enggak begitu kangen karena sudah sering ketemu" kata Jokowi, Jakarta, Jumat (1/11/2019), dilansir Kompas.com.
Presiden juga menjelaskan bahwa ia tidak menganggap pertemuan tersebut sesuatu hal yang mengecewakan.
"Biasa saja, enggak perlu dibawa ke perasaan," sambungnya.
Presiden juga sempat membantah adanya spekulasi masyarakat bahwa koalisinya mengalami kerenggangan dan keretakan.
Pihaknya memastikan partai Nasdem masih berada di posisi koalisi pemerintah.
"Jangan dikaitkan Nasdem ketemu PKS koalisi rapuh, apa hubungannnya. Enggak ada hubungannya. Untuk kebaikan bangsa, kebaikan negara, ketemu-ketemu menurut saya baik saja," kata Presiden Jokowi. (*)
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)