"Beton saja bisa lumer, apalagi kulit. Tapi pertanyaan saya kenapa kulit Pak Novel baik-baik saja? Tidak seperti hasil korban penyerangan air keras lainnya," kata Dewi Tanjung.
Sementara itu Alghiffari menanggapi bahwa berbagai pihak berwenang sudah menyampaikan bahwa cairan yang digunakan untuk menyerang Novel adalah asam sulfat.
"Polisi sudah mengatakan cairan itu adalah H2SO4, polisi sudah mengatakan itu adalah asam sulfat dengan kekentalan yang tidak terlalu kental. Itu sudah dikatakan oleh polisi, tim gabungan, dan dikatakan dokter, masa iya mau dibantah," ujar Alghiffari.
Dewi Tanjung menyangsikan lantaran yang terkena hanya mata Novel, sementara kulitnya bersih.
Alghiffari menepis pendapat bahwa kulit Novel Baswedan baik-baik saja.
Ia mengungkapkan kulit Novel Baswedan juga terbakar di bagian sebelah kiri, sebagian dahi, dan kepala bagian bawah sebelah kiri.
"Dokter mengatakan treatment terhadap Novel sudah sangat tepat, sehingga mengurangi luka bakarnya," ungkapnya.
Selain itu Dewi Tanjung juga menyangsikan terkait kondisi awal Novel Baswedan setelah mengalami penyerangan.
"Pertanyaan saya kenapa saat Novel keluar dari rumah sakit, kepala diperban, hidung diperban, tapi mata yang buta," ucap Dewi.
Dewi Tanjung mempertanyakan mengapa tidak tampak perban pada bagian kelopak mata Novel Baswedan.
Namun Alghiffari menjelaskan bahwa bagian wajah Novel Baswedan diperban karena luka bakar.
Sedangkan bagian mata sudah mengalami kerusakan jaringan di bagian dalam.
"Kepala diperban, hidung diperban, karena luka bakar. Mata buta karena 90 persen jaringan mata sudah rusak," tutur Alghiffari.
Sementara itu selain melaporkan balik Dewi Tanjung, Alghifarri dan pihaknya juga akan melaporkan penyebar hoaks.