Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyayangkan adanya kejadian sesama polisi yang terjadi di Polsek Sirenja, Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (8/11/2019) kemarin pagi.
Menurutnya, kejadian itu menjadi bukti bahwa kesehatan psikologi personil Polri harus dilakukan pembenahan.
Apalagi, Reza mengatakan, kejadian tersebut kerap kali berulang di sejumlah daerah-daerah di Indonesia.
"Kejadian berulang semacam ini merisaukan sangat. Apalagi ada data yang menunjukkan bahwa rasio bunuh diri di kalangan personel polisi lebih tinggi daripada di masyarakat sipil," kata Reza kepada awak media, Sabtu (9/11/2019).
Dengan kejadian yang terus berulang itu, dia mempertanyakan, alokasi anggaran Polri yang disediakan khusus untuk kesehatan psikologis personilnya.
Baca: Aiptu P Tembak Aipda NS Kemudian Tembak Rahang Sendiri
"Jadi pertanyaan, anggaran Polri semakin besar, kira-kira berapa persen yang dialokasikan untuk kesehatan (psikologis) personel? Semestinya persentasenya besar. Apalagi Kapolri Idham Aziz, saat fit and proper test, katakan, dari tujuh program unggulan, program teratas adalah SDM unggul," ungkapnya.
Di negara lain, Reza mencatat, alokasi anggaran yang disediakan pemerintah untuk kesehatan psikologis personel kepolisian sangat tinggi. Bahkan di Amerika Serikat (AS), sebanyak 7,5 juta atau setara sekitarcRp 105 miliar per tahun.
"'Sekeji-kejinya' Donald Trump, dia menandatangani anggaran sebesar 7,5 juta dolar per tahun khusus untuk pencegahan bunuh diri, pemeriksaan kesehatan mental, dan pelatihan daya lenting (resiliensi) bagi personel kepolisian," tuturnya.
Atas dasar itu, ia juga mengharapkan Indonesia juga menerapkan hal yang serupa.
"Siapa tahu Presiden Jokowi punya keterpanggilan hati setara. Sehingga, secara spesifik menyebut bahwa 40 persen anggaran Polri dimanfaatkan untuk kepentingan yang sama," pungkasnya.
Baca: Polri Membenarkan Dua Anggota Polres Donggala Tertembak
Seperti diberitakan sebelumnya, Aiptu P, seorang anggota polisi di Polsek Sirenja, Donggala, Sulawesi Tengah, menembak rekannya, Aipda NS, di bagian rahang, Jumat (8/11/2019).
Setelah menembak rekannya, Aiptu P menembak kepalanya sendiri dengan senjata api.
Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Didik Supranoto menjelaskan, peristiwa itu terjadi diduga karena ada permasalahan antara dua polisi tersebut.
Pada pukul 09.30, Aiptu P yang tengah membersihkan senjata di Polsek Sirenja sempat adu mulut dengan Aipda NS.
"Tiba-tiba P menembakan senjata apinya ke arah NS hingga mengenai rahang. Karena panik P kemudian menembak dirinya sendiri," ujar Didik, saat dihubungi, Jumat.
Dua anggota polisi dari Polsek Sirenja itu kini tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah.
Saat ini polisi masih mendalami penyebab pasti kejadian itu.