"Tapi kenapa di badan Novel tidak ada, di bagian kanan juga tidak ada, harusnya di bagian kanan itu yang lebih parah, kenapa mata kirinya yang kena," tegas Dewi Tanjung.
Menurut Dewi Tanjung hal tersebut sangat aneh.
"Itu sangat aneh sekali menurut saya, harusnya yang lebih hancur duluan adalah kanan dari kepala, pelipis, kuping, alis, terutama kelopak mata," tambah Dewi.
Dewi juga menjelaskan ada keanehan dalam bentuk perban Novel Baswedan saat pertama kali dari rumah sakit.
"Bentuk perbannya aneh, pada waktu Novel keluar pertama kali dari rumah sakit, itu saya perhatikan di berita-berita, ada di media daring, di YouTube dan video-video yang lainnya."
"Itu Novel, kepalanya diperban, hidungnya diperban tapi matanya tidak diperban, berarti apakah mata buta? Ini sakit mata, yang diperban kepala dan hidung," ungkap Dewi.
Menurut Dewi Tanjung, ia hanya ingin mencari fakta, bukan menuduh Novel Baswedan.
"Saya hanya mau mencari fakta kebenaran dari kasus ini, bukan menuduh Novel, wajar sebagai masyarakat saya bertanya kebenaran itu."
"Apalagi Novel dibiayai oleh negara Rp 3,5 miliar uang negara untuk membiayai pengobatan Novel Bawedan, sebagai warga negara saya berhak bertanya," tegas Dewi Tanjung.
(Tribunnews/Nanda Lusiana Saputri)