Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga partai koalisi pemerintah Jokowi-Maruf belum mendapatan kursi menteri maupun wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Partai tersebut yaitu Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan, Presiden Jokowi telah menyampaikan permintaan maaf belum dapat mengakomodir semua usulan nama agar masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Tapi pasti akan dipertimbangkan untuk jabatan-jabatan tertentu," papar Fadjroel di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Baca: Hari Pahlawan 2019, Ini Daftar Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi
Baca: Seknas Jokowi Minta Nasdem Jangan Ganggu Koalisi dan Kabinet
Baca: Bocor, Isi Chat Wishnutama dan Nadiem Makarim Saat Dipanggil Jokowi ke Istana! Ini Dia Obrolannya
Namun, Fadjroel membantah, penambahan wakil menteri kembali dari saat ini sebanyak 12 orang, sebagai bentuk bagi-bagi jatah kepada partai koalisi pemerintah yang belum masuk lingkup eksekutif.
"Tidak ada bagi-bagi jabatan, karena yang dilihat siapa putra-putri bangsa terbaik sesuai dengan tugas yang ditulis atau yang dilakukan dalam Peraturan Presiden, itu saja," paparnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Presiden Jokowi akan menambah jumlah wakil menteri kembali sebanyak enam orang.
Namun, Ia tidak menyebut pos kementerian mana yang akan terdapat wakil menteri.
Baca: Penunjukan Wakil Panglima TNI, Presiden Jokowi: Bisa Minggu Depan
Diketahui, Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Perpres Kementerian Riset dan Teknologi.
Dalam dua Perpres tersebut, menteri akan dibantu oleh wakil menteri sesuai penunjukan presiden.
Saat menghadiri Peresmian Pembukaan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Presiden Jokowi, melihat ada pihak yang kecewa setelah susunan Kabinet Indonesia Maju selesai diumumkan ke masyarakat.
Awalnya Jokowi menjelaskan, tidak mudah menyusun jajaran kabinet yang diisi 34 menteri dan 12 wakil menteri.
Orang-orang yang dipilih pun, kata Jokowi, harus menggambarkan Indonesia yang penduduknya beragam, baik dari sisi agama, daerah, suku, maupun yang berkaitan dengan partai dan kalangan profesional.
"Nama yang masuk lebih dari 300 orang, padahal jumlah menteri cuma 34. Oleh sebab itu saya sadar, mungkin yang senang dan gembira karena terwakili dalam kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik," kata Jokowi.
"Yang kecewa berarti lebih dari 266 orang. Pasti kecewa, artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang, saya mohon maaf, tidak bisa mengakomodir semuanya," sambung Jokowi.