TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi mengutarakan kritiknya kepada pemerintah mengenai bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
Achmad Baidowi mengatakan kejadian menggemparkan tersebut membuat publik bertanya-tanya karena lokasi penyerangan merupakan institusi negara.
Bom bunuh diri ini terjadi di institusi negara yang merupakan simbol negara yang seharusnya dari sisi keamanan sudah ketat terjaga.
Terlebih dirinya juga menghubungkan dengan peristiwa penusukan yang dialami Wiranto, yang sempat juga membuat gempar, di mana penusukan dialami oleh seorang Menko Polhukam.
Ia mengatakan, berdasarkan penyelidikan kepolisian di Medan, pelaku bom bunuh diri ini sempat diperiksa dua kali, sebelum akhirnya melenggang bebas hingga masuk ke Mapolrestabes Medan.
"Kok bisa lolos, apakah memang tidak ada alat pendeteksi di situ," ujarnya, dilansir dari kanal Youtube Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa, Rabu (13/11/2019).
Sekretaris Fraksi PPP tersebut juga mengungkapkan apabila di kantor kepolisian saja tidak aman, bagaimana dengan tempat lainnya.
"Ini polisi loh, kantor polisi kalau tidak aman, orangnya sudah diperiksa dua kali kok bisa lolos, bagaimana dengan tempat-tempat yang lain," ungkapnya.
Baca: Mabes Polri Pastikan Ledakan di Polrestabes Medan Bom Bunuh Diri
Mengenai fenomena ini menjadi sorotan dunia dan persoalan tersebut tidak main-main.
"Misalkan bom meledak di pasar, itu kita nggak bisa mendeteksi siapapun," ujar Achmad Baidowi.
Pihaknya juga menilai adanya kejadian bom bunuh diri di Mapolretabes Medan tersebut, merupakan sebuah 'kecolongan'.
Ia menjelaskan pemerintah ini bukannya tidak memiliki alat-alat canggih, apalagi dikaitkan dengan fenomena internasional.
Baca: Rekaman CCTV Detik-detik Ledakan Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan
"Ada seruan, kan sudah bisa dideteksi, sadap menyadap aja bisa," pungkasnya.
Perlu adanya keberanian dari pemerintah untuk melakukan tindakan pencegahan, sekiranya yang berpotensi kuat sepeti peledakan bom.
Ia menegaskan hal seperti ini harus dicegah dari awal.
Sebelumnya, UU Terorisme sudah dilakukan revisi dan ke depannya tidak boleh dijadikan keragu-raguan oleh pemerintah.
Baca: Pimpinan MPR Nilai Polri Kecolongan Bom Bunuh Diri Medan
Karena apapun yang dikaitkan dengan jaringan terorisme internasional, di situ akan ada kesempatan yang dapat dimanfaatkan di mana pun.
"Kalau saya mempercayai tidak ada momentum yang dibidik, momentum yang dibidik adalah kelengahan seperti aparat kita," tambahnya.
"Menegaskan kembali, untuk kita semua harus meningkatkan kewaspadaan," imbuhnya lagi.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)