Terkait dengan profil dan karakter Ahok yang kontroversional, Ferdy mengaku tidak berpengaruh.
"Saya kira tidak ada aturan yang dilanggar dari proses penyeleksian Pak Ahok ya, prosesnya sangat transparan sekali, semua orang bisa berbeda pendapat,"
"Karakter Pak Ahok sangat oke bila ditempatkan dalam pertamina, memang kita membutuhkan pak ahok untuk menempatkan posisi itu," tuturnya.
Menurut Ferdy, karakter Ahok yang garang cocok ditempatkan dalam direktur pertamina.
"Direktur pertamina itu harus benar-benar garang, kita sedang membangun benteng pertahanan yang tangguh di DKI jakarta untuk menjaga dan melindungi keuangan negara,"
Dilain sisi, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu membeberkan perbedaan tugas antara komisaris dengan direktur.
"Tugasnya komisaris adalah memberikan arahan dan kebijakan terhadap pengelolaan perusahaan dan melakukan pengawasan terhadap direksi dan mewakili arahan pemegang saham terhadap pengelolaan perusahaan," jawab Said Didu dalam kesempatan yang sama.
Sedangkan tugas direksi atau direktur adalah melakukan pengelolaan perusahaan ke dalam dan keluar dalam proses pengambilan keputusan untuk eksekusi terhadap rencana kerja anggaran perusahaan.
Mengenai karakter Ahok, Said mengungkapkan mempunyai integritas yang baik tetapi sifatnya kontroversional.
"Karakter Ahok yang publik tahu dia punya integritas yang bagus, tapi itu kontroversional, karena selama menjabat ada juga berbagai kasus yang terjadi, masih kontroversional, mudah-mudahan benar dia bisa melakukan pembersihan," ujarnya.
Dalam pendapatnya, Said merasa jika posisi Ahok kurang cocok ditempatkan sebagai direksi.
Alasannya adalah Ahok dirasa selalu merasa paling benar, padahal dalam bisnis ada istilah 'take and give' dan itu harus bekerja sama dengan baik.
"Perusahan itu harus diolah dengan tenang, supaya pasar memberikan reaksi yang positif," ujarnya.
Menurutnya jika posisi Ahok sebagai direksi, akan ditakutkan pemegang saham merasa kurang nyaman bernegosiasi.