TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Daewoong Foundation memberikan dukungan beasiswa kepada tenaga medis, mahasiswa kedokteran dan farmasi melalui berbagai macam program yang senantiasa dilakukan dalam beberapa tahun ini.
Ini wujud komitmen dalam pengembangan sumber daya manusia secara global dan sebagai yayasan yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan nasional serta pengembangan teknologi medis.
Sejak 2011, Daewoong telah mengundang tenaga medis muda dan berbakat dari Indonesia ke Korea untuk mendapatkan pelatihan dan mendalami teknologi medis terbaik sehingga mereka dapat menerapkannya di Indonesia.
Program pelatihan tersebut meliputi tunjangan dana penelitian, dukungan penelitian klinis maupun akademis, konsultasi penelitian, dan memberikan kesempatan untuk mengikuti konferensi-konferensi akademis kepada tenaga medis yang sampai sekarang telah diikuti oleh 150 orang tenaga medis.
Pada tahun berikutnya, Daewoong semakin melebarkan komitmennya dengan menyasar mahasiswa-mahasiswi terbaik jurusan kedokteran dan farmasi dari universitas ternama seperti Universitas Indonesia dan ITB dengan memberikan beasiswa guna meningkatkan potensi sumber daya manusia pada bidang kesehatan.
Baca: Pemilik Bengkel di NTT Ini Sumbangkan 11 Motor, Plus Servis Gratis Buat Tenaga Medis di Larantuka
Terhitung kurang lebih terdapat 500 mahasiswa penerima beasiswa sebagai wujud kontribusi Daewoong mengembangkan teknologi farmasi di Indonesia melalui pencarian talenta lokal berbakat yang berfokus dalam kegiatan pembelajaran.
Tidak hanya mahasiswa kedokteran/farmasi di Indonesia saja, Daewoong Foundation juga berkontribusi dalam mengembangkan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Korea Selatan untuk menjadi pemimpin global dengan memberikan beasiswa, pelatihan, magang serta program-program lainnya.
Para penerima beasiswa terbaik dari program ini telah bekerja di Daewoong Group dengan mengambil bagian dalam bisnis Daewoong di Indonesia dan menjadi jembatan antara Korea dan Indonesia.
Selain dari segi akademis dan pelatihan SDM global, Daewoong juga berfokus pada kontribusi sosial masyarakat di bidang kesehatan.
Seperti halnya dengan pelaksanaan bakti sosial layanan kesehatan Firefighter Health Initiative beberapa waktu lalu yang merupakan bentuk kolaborasi dokter berbakat Indonesia bersama pembimbing akademis mereka dari Korea.
Baca: IDI Sebut Kenaikan BPJS Tak Berdampak Pada Perbaikan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini setidaknya melibatkan 40 tenaga medis terbaik dalam bidang pengobatan tulang belakang dan trauma luka bakar dari Indonesia dan Korea.
Tenaga medis yang tergabung dalam tim relawan medis tersebut antara lain dr. Luthfi Gatam, dokter spesialis tulang belakang di RS Premier Bintaro, dr. Sandy, dokter spesialis luka bakar dari RS Yarsi, Profesor Ahn Jaesung dari Chungnam National University Hospital, Mr. Chun Wook, Kepala Rumah Sakit Hangang Sacred Heart Hospital dan Profesor Park Myung-chul dari Ajou University.
Mayoritas relawan medis tersebut adalah dokter Indonesia dari Daewoong Foundation yang telah melalui berbagai program seperti pelatihan tenaga medis muda, proyek penelitian akademik, dan sebagainya.
Para alumni penerima beasiswa Daewoong Foundation juga turut membantu sebagai penerjemah dalam bakti sosial layanan kesehatan tersebut.
Peran alumni tersebut sebagai kesempatan untuk mengembalikan manfaat yang telah mereka terima dari Daewoong saat mereka masih menjadi mahasiswa di Korea.
Baca: IDI Sebut Kenaikan BPJS Tak Berdampak Pada Perbaikan Pelayanan Kesehatan
Mereka telah menerima pelatihan dan dukungan dari Daewoong Foundation melalui program pengembangan sumber daya manusia.
Professor Ahn Jaesung dari Chungnam National University Hospital yang turun langsung dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan ini mengungkap harapannya agar kerja sama kontribusi Daewoong untuk Indonesia bisa berjalan secara berkelanjutan.
“Saya rasa bakti sosial ini sangat bermakna karena saya sendiri dapat berpartisipasi untuk berkontribusi pada rakyat Indonesia bersama dengan para ahli medis Indonesia terbaik yang pernah saya bimbing melalui program dari Daewoong Foundation," katanya.
Pihaknya berharap kegiatan pertukaran di bidang medis antara Korea dan Indonesia dapat terus dikembangkan melalui program bakti sosial media jangka panjang dan kegiatan pertukaran akademis secara berkelanjutan.
Melengkapi kontribusi Daewoong bagi Indonesia, pada Oktober lalu Daewoong telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Universitas Indonesia untuk mengembangkan laboratorium Bio-Analisis senilai Rp 3 milliar.
Daewoong Foundation juga berencana memperluas investasi pada bidang bio-analisis dan dengan pembangunan laboratorium bio-analisis di UI pada 2020 mendatang, diharapkan dapat mengembangkan infrastruktur dalam pertumbuhan bioindustri di Indonesia.