TRIBUNNEWS.COM – Tujuh staf khusus baru yang berasal dari kalangan milenial telah diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (21/11/2019).
Jokowi mengatakan ketujuh milenial staf khusus ini nantinya tidak diwajibkan untuk bertemu dengannya setiap hari.
Juru bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman buka suara terkait hal tersebut.
Menurutnya meski tidak diharuskan untuk masuk kantor setiap hari, namun para staf khusus ini telah terikat kepada Presiden.
Mereka hanya akan bertemu dengan Jokowi di jadwal – jadwal tertentu saja.
“Sebenarnya sebagai staff khusus Presiden mereka terikat kepada presiden untuk setiap hari,” ujar Fadjroel dilansir dari kanal YouTube metrotvnews (22/11/2019).
Meskipun begitu, dalam kesehariannya ke tujuh milenial ini tetap mengerjakan tugas-tugasnya sebagai staf khusus presiden.
Staf khusus baru ini harus siap sewaktu – waktu kalau dipanggil Jokowi untuk berdiskusi dan memberikan pendapat
“Mereka setiap hari mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya dan Pak Jokowi itu bisa memanggil mereka untuk mengatakan pendapat,” imbuh Fadjroel.
Sementara itu, fadjroel juga membenarkan tujuh nama yang saat ini menjadi staf khusus Presiden merupakan pilihan langsung dari Jokowi.
Namun Kepala Negara juga dibantu oleh Menteri Sekertaris Negara (Mensesneg) Pratikno serta tim dalam mencari nama-nama untuk staf khususnya.
“Tentu ini pilihan Presiden Jokowi dibantu oleh Mensesneg dan dibantu oleh tim untuk mencari nama-nama tersebut,” ujar jubir Presiden.
“Kemudian menyesuaikan dengan keinginan Pak Jokowi yaitu mereka mampu masuk kedalam lima program prioritas seperti SDM, infrastruktur, penyederhanaan segala bentuk regulasi, penyederhanaan birokrasi dan transformasi ekonomi,” imbuhnya.
Jubir Presdien juga mengatakan ketujuh milenial ini telah mewakili dari profesi masing – masing.
“Walaupun secara bidang tidak dinyatakan secara langsung, namun tujuh ini mewakili profesi masing-masing,” ujarnya.
“Seperti Angkie Yudistia itu adalah pendiri Thisable Enterprise, dia penyandang disabilitas. Kemudian ada Adamas Belva yang kita ketahui sebagai pendiri Ruang Guru. Ada Ayu Kartika Dewi perumus gerakan Sabang Merauke lebih banyak bicara tentang persatuan dan kesatuan Indonesia,” lanjutnya.
“Ada Putri Indahsari Tanjung yang merupakan CEO dan founder Creativpreneur, dia adalah putri dari Bapak Chairul Tanjung, Andi Taufan CEO Amartha yakni starup baru di bidang keuangan, Gracia Billy pemuda Papua yang juga banyak bermain di wilayah digital ekonomi,” imbuhnya.
Selain itu juga terdapat nama Aminuddin Ma’ruf anak muda berlatarbelakang santri yang pernah menjadi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) periode 2014-216.
Diharapkan mereka yang datang dari kalangan milenial dengan keahlian dibidangnya dapat memberikan ide dan gagasan segar untuk mengejar kemajuan Indonesia.
Sehingga Jokowi dapat langsung mendengarkan suara kaum milenial yang berjumlah sekira hampir 100 juta orang.
Presiden RI menyadari nantinya anak – anak muda yang akan menjadi pemilik bangsa indonesia.
Jadi adanya 7 milenial yang memiliki tugas dalam membantu pemerintahan Jokowi jilid II akan mengabarkan apa kepentingan dan kemauan dari kaum milenial.
Hal ini juga senada dengan pernyataan Jokowi saat memperkenalkan staf khusus barunya.
Mereka ditunjuk untuk menjembatani antara Presiden dan anak – anak muda.
"Saya juga minta mereka untuk menjadi jembatan saya dengan anak-anak muda, santri muda, hingga diaspora yang tersebar di berbagai tempat," ujar Jokowi usai memperkenalkan staf khusus Presiden.
Selain itu, hal ini juga ia ungkapkan dalam media sosial Instagram.
Jokowi mengunggah foto kebersamaannya bersama tujuh staf khususnya di Istana Merdeka, Jakarta.
"Sudah Diverifikasi, tujuh anak muda ini adalah jembatan saya ke anak-anak muda, para santri, para diaspora yang tersebar di berbagai tempat untuk bersama-sama membangun bangsa ini. Sebagai staf khusus presiden, mereka akan jadi teman diskusi saya setiap bulan, setiap minggu, atau setiap hari," tulisnya di unggahan foto Instagram @jokowi.
"Bersama mereka, saya bisa mencari cara yang out of the box, yang melompat, mengejar kemajuan," lanjut tulisannya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)