News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terapkan One Data di Surabaya, Ini Proses Yang Dilakukan Tri Rismaharani

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Walikota Surabaya, Tri Rismaharani saat menghadiri Kompas 100 CEO Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (21/11/2019)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data merupakan salah satu komponen penting dalam dunia bisnis maupun pemerintahan.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharani berujar, masalah satu data (one data) penting untuk pendapatan negara.

Baca: Harian Kompas Gelar acara Kompas 100 CEO Lunch Discussion di Hotel Fairmont

Oleh karena itu ia menjelaskan bagaimana ia menerapkan one data dalam pemerintahan Kota Surabaya.

"Waktu itu saya tidak percaya dengan data pertumbuhan ekonomi di Surabaya. Saya heran pertumbuhan (ekonomi) Surabaya 7 persen, tapi kenapa yang miskin masih banyak," ujarnya, Kamis (21/11/2019).

Akhirnya ia mulai belajar ekonomi dari awal, walaupun Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini adalah seorang lulusan sarjana teknik.

"Jadi saya belajar ekonomi dari awal, karena saya mulai dari S1 sampai S3 lulusan teknik, akhirnya saya mulai dari dasar," ujarnya saat menghadiri Kompas 100 CEO Forum di Hotel Fairmont, Jakarta.

Risma berujar, one data bisa digunakan untuk mengembangkan potensi manusia di suatu daerah, sehingga pemerintah dapat memberikan penanganan secara tepat.

Risma menerangkan salah satu contoh kasus ia memperoleh data dimana ada suatu kecamatan yang rendah masalah human development-nya.

Dengan adanya one data tersebut ia membangun gedung sekolah yang bagus di kecamatan tersebut yang tujuannya supaya anak-anak tertarik untuk sekolah.

"Misalnya, di suatu kecamatan ada satu kelompok etnis yang mereka tidak suka anaknya sekolah, tapi mereka tertarik jika anaknya berdagang, Akhirnya di sekolah itu saya siapkan guru yang bisa mengajari berdagang. Orang tuanya memperbolehkan, ternyata anaknya malah jadi lebih pintar dagang daripada orang tunya. Jadi saya ajari begitu," ujar Risma.

Risma berujar, data juga harus dikaitkan dengan wilayah, agar tidak terjadi kembali ditemukannya kasus desa siluman atau desa fiktif, karena pemerintah mempunyai dasar yang berasal dari one data tersebut.

"Jika kita pasang itu (one data) kita akan tau dasarnya itu apa. Kalau hutan mana mungkin ada penduduknya. Jadi saya selalu berpatokan pada itu, saya petakan kecamatan," lanjutanya.

Dengan adanya satu data juga dapat diketahui bagaimana wajib pajak, karena berhubungan dengan pendapatan negara.

 Baca: Hadapi Peluang dan Tantangan Era Digitalisasi, Menteri PPN Ingin Ubah Pola Kerja Lebih Fleksibel

Risma mengajak daerah lain dapat mulai menerapkan one data, sehingga bisa lebih terbuka.

"Jadi ayo kita buka, misalnya didaerah yang seperti ini bagaimana kita bandingkan dan bagaimana kita analisa. Itu (penerapan one data) saya kira penting," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini