Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Pengangkatan tujuh staf khusus (stafsus) dari kalangan milenial masih menjadi perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, mereka akan dibayar dengan gaji yang dinilai fantastis yaitu Rp 51 juta per bulan.
Kondisi ini pun membuat Ketua DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago angkat bicara.
Dia menyatakan, nominal gaji ketujuh stafsus yang mereka terima dinilai wajar.
"Stafsus menteri gajinya 24 juta per bulan, Mungkin kalau stafsus presiden dua kali lebih tinggi nggak kenapa kali ya," kata Irma kepada Tribunnews, Sabtu (23/11/2019).
Baca: Soal 7 Stafsus Milenial, Kecil Kemungkinan Jokowi Mau Dengar Masukan Mereka
Namun demikian, kata Irma, gaji tersebut harus berbanding lurus dengan kinerja yang dilakukan oleh ketujuh stafsus tersebut.
"Sepanjang kinerja atau output yang diperoleh (Stafsus) juga seimbang," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi resmi memiliki tujuh staf khusus (Stafsus) baru yang berasal dari kalangan milenial.
Ketujuh milenial stafsus ini sudah diperkenalkan pada Kamis (21/11/2019) kemarin di Istana Merdeka, Jakarta.
Jokowi berujar mereka nantinya tidak diwajibkan untuk bertemu dengannya setiap hari.
Baca: Tak Harus Ngantor, Milenial Staf Khusus Jokowi Digaji Full Rp 51 Juta Per Bulan
Tidak harus berkantor full time, mereka tetap dituntut terikat pada Presiden Jokowi. Kabarnya gaji mereka sebesar Rp 51 juta per bulan.
Kini hal tersebut menjadi pro kontra. Lantas bagaimana istana menyikapi hal ini? Pasalnya banyak pihak merasa para stafsus bakal bekerja setengah-setengah.
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman memastikan para stafsus bakal bekerja penuh dalam memberikan masukan pada Jokowi.
"Nggak dong, mereka pasti tetap bekerja, kan dibantu oleh asisten. Mereka tetap bisa memberikan nasihat langsung ke presiden setiap 1x24 jam," ucap Fadjroel saat dikonfirmasi Sabtu, (23/11/2019).
Dia bahkan mencontohkan dirinya, dimana sebagai jubir pun, Fadjroel tidak setiap hari bertemu dengan presiden meski kantornya sama-sama di komplek Istana Jakarta.
"Seperti aku, aku kan tidak setiap hari bertemu presiden. Tapi aku tiap saat bisa berikan masukan pada presiden 1x24 jam," imbuhnya.
Posisi stafsus yang masih boleh bekerja di tempat lain, kembali diyakini Fadjroel tidak bakal menganggu kinerja para Stafsus.
Dia berpendapat Stafsus yang bisa memberikan masukan 1x24 jam ke presiden menandakan mereka bekerja full, 1x24 jam.
"Setiap Stafsus boleh berikan masukan ke presiden 1x24 jam. Tapi tidak harus ketemu dengan presiden. Jadi kan tidak setengah-setengah, mereka kerja 1x24 jam. Jadi tidak main-main loh kerjaan Stafsus ini," tegasnya.