Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku naik mobil dinas KPK dari rumah menuju kantor dan sebaliknya.
Hal itu dilakukan Novel imbas tragedi penyiraman air keras pada 11 April 2017.
Baca: Pembubaran TP4 dan TP4D, KPK: Itu Domain Jaksa Agung
"Mobil dari kantor ada yang antar jemput," kata Novel Baswedan kepada wartawan, Sabtu (23/11/2019).
Biasanya, Novel Baswedan bolak-balik dari rumahnya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara ke kantor KPK menggunakan sepeda motor.
Tapi kini, setelah penglihatan matanya kabur, ia memilih mobil dinas.
"Udah enggak, enggak dulu," kata Novel Baswedan.
Diketahui, mata kiri Novel Baswedan mengalami kerusakan 95 persen, sedangkan mata kanannya harus menggunakan hard lens untuk dapat melihat.
Dua setengah tahun lewat, namun kasus penyerangan Novel belum juga terungkap.
Penyidik yang kerap menangani kasus korupsi kakap ini dulunya terkenal kerap bepergian dengan sepeda motor.
Dia bahkan pernah dua kali ditabrak oleh orang yang diduga ingin menyerangnya.
Insiden penabrakan yang terakhir menimpa Novel ketika menangani dua kasus kakap pada pertengahan 2016.
Pagi itu, ia berangkat menuju kantor KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Novel keluar dengan sepeda motor dari rumahnya.
Di jalan yang membelah daerah pertokoan tak jauh dari rumah Novel, sebuah mobil Avanza menyeruduk.
Novel Baswedan terpental dari tunggangannya hingga berguling-guling di jalan.
Sedangkan si penabrak langsung kabur begitu targetnya jatuh.
Walhasil, selama beberapa hari Novel tertatih-tatih masuk kantor karena kaki kanannya terluka imbas tertimpa sepeda motor.
Novel juga pernah akan ditabrak, tetapi salah orang. Peristiwa ini terjadi pada 2011.
Waktu itu Novel sedang menangani kasus cek pelawat.
Baca: Sekjen PDIP: Ahok Pelopor Industri Migas
Novel Baswedan selamat karena penabraknya salah mengidentifikasi target.
Yang jadi korban adalah Dwi Samayo, juga penyidik KPK, yang sekilas mirip Novel.