News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Staf Khusus Presiden

Cerita Gracia Billy saat Ditawari Jadi Staf Khusus Presiden, Butuh Waktu Seminggu untuk Berpikir

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial yaitu peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (dua kiri) disaksikan stafsus lainnya CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (kanan) dan pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Tugas yang diberikan Presiden pada stafsus milenialnya adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang sesuai dengan keahliannya masing-masing.

TRIBUNNEWS.COM - Gracia Billy Yosaphat Mambrasar menceritakan jika ia membutuhkan waktu satu minggu untuk mengambil keputusan untuk menjadi Staf Khusus Presiden

Hal tersebut diungkapkan Gracia Billy dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (23/11/2019).

Gracia Billy bercerita momen di bulan Juni lalu saat diminta untuk bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.

Gracia Billy Mambrasar ditunjuk menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi. (Instagram @billymambrasar)

Selain itu, Gracia Billy juga bertemu dengan beberapa orang termasuk dengan Presiden Jokowi. 

Ia menjelaskan ketika itu berdiskusi membahas mengenai pembangunan.

"Saya melalui proses screening yang saya tidak 'realize' kalau itu proses screening," terang Gracia Billy.

"Dari bulan Juni saya dipanggil, bertemu dengan Pak Pratikno, bertemu dengan beberapa orang, bertemu dengan Pak Presiden juga, berdiskusi untuk memberikan masukan tentang berbagi isu dalam pembangunan."

"Dan tentunya saya hanya menjawab dalam kapasitas apa yang telah saya kerjakan selama sembilan tahun ke belakang."

Dalam jangka waktu dari bulan Juni hingga November, Gracia Billy telah melakukan beberapa kali diskusi.

Satu di antaraya, berdiskusi dengan para profesor dan doktor Indonesia yang tersebar di seluruh dunia dan bertempat di kediaman Pratikno.

Ketika itu, Gracia Billy berdiskusi mengenai reformasi di bidang pendidikan tinggi.

Gracia Billy menjelaskan dalam diskusi tersebut ia menggambarkan bagaimana wirausaha dengan memanfaatkan teknologi dapat mendorong perkembangan.

"Beberapa kali diskusi, pernah saya juga diundang ke kediaman Bapak Pratikno bertemu dengan diaspora Indonesia sedunia. Profesor dan doktor berkumpul kita berdiskusi tentang reformasi pendidikan tinggi," tutur Gracia Billy.

"Dan saya memportray bagaimana techno-prenership itu bisa men-drive development. Seperti itu, tanpa tahu itu merupakan part of screening," imbuhnya. 

Kemudian pihak Kementerian Sekretaris Negara (Kemensesneg) menelpon Gracia Billy dan meminta bertemu.

Potret Gracia Billy ketika mengunjungi Kota Oslo, Norwegia yang dibagikan di akun media sosial Instagramnya. (Instagram @billymambrasar)

Kemudian ketika berkumpul, Gracia Billy bertemu dengan calon staf khusus presiden yang lain.

Setelah diskusi selesai, langsung ditawarkan untuk menjadi staf khusus.

Gracia Billy kaget ketika itu, kemudian ia menjawab untuk berpikir terlebih dahulu sebelum membuat keputusan tersebut.

Ia menceritakan seluruh temannya itu juga mengatakan hal yang sama padahal tidak ada perjanjian sebelumnya.

"Dari Kemensesneg menelpon, kemudian kami dikumpulkan. Boleh bertemu ada hal penting yang belum dibicarakan," cerita Gracia Billy.

"Lalu berkumpulah di sana dan saya bertemu dengan yang lain, sebenarnya kita sudah saling mengenal."

"Setelah itu diskusi-diskusi dan langsung dibilang anda ditawarkan untuk menjadi staf khusus."

"Kaget. Jawaban kami semua kompak sama-sama walaupun kami tidak janjian adalah "pikir-pikir dulu pak"."

Gracia Billy Mambrasar bersama sang ayah, Isaschar Mambrasar. (Instagram @billymambrasar)

Gracia Billy mengatakan membutuhkan waktu satu minggu untuk membuat keputusan tersebut.

Ia menyebutkan masih memiliki tanggung jawab yang besar terhadap apa yang sedang dikerjakannya.

"Saya butuh waktu satu minggu pikir-pikir dulu. Saya punya tanggung jawab besar, saya punya social-entrepreneurship movement di Papua," terang Gracia Billy.

"1100 anak didik, 1508 relawan yang harus saya kelola, saya banyak membantu advice dan kontrak-kontrak yang sedang saya kerjakan."

"Misalnya saya sedang membantu penyusunan green investment blueprint untuk Papua, saya sedang membantu beberapa pemerintah daerah dalam menyusun pariwisata dan tourism sistemnya."

Gracia Billy mengatakan Presiden Jokowi memberikan tiga pesan ke pada staf khususnya yang berasal dari generasi milenial ini.

Pertama, Gracia Billy dan teman-temannya diharuskan membuat inovasi yang nyata yang dapat diimplementasikan pada pemerintahan dan birokrasi Kabinet Indonesia Maju.

Selanjutnya, adalah Presiden Jokowi menginginkan staf khususnya untuk memberikan gebrakan pada sistem yang telah ada.

Ke tiga, adalah staf khusus presiden diharuskan keluar dari kotak yang ada.

Jokowi menyampaikan pesan untuk tidak terlena dan jatuh dalam birokrasi yang sekarang ini. (*)

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini