TRIBUNNEWS.COM- Beberapa hari terakhir, di media sosial beredar naskah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim.
Pidato itu merupakan pidato untuk memperingati Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November.
Teks pidato Nadiem sebanyak 2 halaman itu rencananya akan dibacakan saat upacara peringatan Hari Guru Nasional 2019.
Namun, sejak diunggah di Twitter resmi Kemdikbud_RI, pidato itu menyedot perhatian publik.
Twit yang sudah retweet 3,2 ribu kali dan disuka 5,2 ribu akhirnya menjadi viral.
Namun ada yang unik dari postingan tersebut, terlebih dibagian komentarnya.
Akun bernama @Wiryawan_zki me- retweet postingan tersebut dengan sebuah gambar yang berisi sebuah surat yang tak kalah menyentuh isinya.
Baca: 5 Fakta Menarik Pidato Nadiem Makarim yang Viral, dari Jumlah Kata hingga Permintaan Maaf
Terlihat dalam gambar tersebut penulisnya merupakan seorang Kepala Sekolah bernama, Suwarsana.
Dirinya menulis surat tersebut untuk ditujukan kepada orangtua siswa kelas 6 SD Mutiara Persada.
Surat Suwarsana juga viral, namun pada bulan Juni 2017 lalu.
Diketahui surat ini diunggah oleh pemilik akun Twitter @_yanskii.
Ia menautkan foto surat tersebut dengan menulis hormat sama kepala sekolahnya.
Twit tersebut hingga kini sudah retweet 8,5 ribu kali dan disuka 4,1 ribu akhirnya menjadi viral.
Dilangsir dari laman Kompas.com Kepala SD Mutiara Persada, Sumberan, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, Suwarsana mengaku menulis surat cinta pada 69 orangtua murid kelas VI di SD yang dipimpinnya.
Suwarsana menyebut surat tersebut dengan 'surat cinta'.
Ia menulis untuk untuk seluruh wali murid kelas VI saat pengumuman hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tingkat SD.
Suwarsana mengatakan, tak ada maksud lain dalam surat tersebut.
Surat itu hanya berisi kata motivasi tersebut, hasil USBN yang diraih anak didik, baik itu baik maupun buruk, tidak bisa dijadikan patokan kesuksesan seseorang di masa yang akan datang.
Baca: Fenomena Viral di Media Sosial, Pengamat Sebut 68 % Millennial Indonesia Terjangkit FOMO
Banyak orang yang gagal dalam sekolahnya, justru lebih berhasil dalam kehidupannya.
Karena setiap anak memiliki potensinya masing-masing.
Potensi satu anak satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Perbedaan ini diharapkan bisa dipahami oleh para orangtua.
Harapannya, agar orangtua bisa semakin menyayangi dan mendorong cita-cita anaknya.
"Mereka tetaplah anak-anak yang harus mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari orang tua. Selain itu juga para orangtua akhirnya mau mengerti bahwa hasil UN bukanlah akhir dari segalanya," ujarnya seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Minggu (24/11/2019).
Pun meski belum sukses nilai bagus atau bakatnya belum berkembang di SD, nantinya siswa bisa berkembang di jenjang berikutnya.
"Saya harus ketemu dengan orangtua pada saat pengumuman kelulusan dalam rangka silaturohmi, dan sebagai bentuk tanggung jawab sekolah," ungkap Suwarsana .
Ia Juga menjelaskan kalau sekolah dan guru sudah berjuang, berusaha dengan berbagai strategi mewujudkan nilai yang bagus dan lulus 100 persen, walaupun hasil belum maksimal.
Baca: Irma Darmawangsa Bongkar Pansos di Kalangan Artis, Biayanya Bisa Capai Rp 1 Miliar
Isi surat tersebut
Hal: Surat Pribadi
Kepada: Orang Tua Siswa Kelas 6
SD Mutiara Persada
Di tempat
Dengan hormat,
Bersyukur melalui surat ini kami menjumpai Bpk/Ibu/Sdr. Orang tua / wali terbaik yang terus mendukung putra/putri meraih prestasi, bersinergi bersama kami, di Mutiara Persada.
Bersama surat ini kami sampaikan bahwa, Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika.
Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra.
Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada fisika... di sekolah.
Ada calon photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
Sekiranya anak Anda lulus jadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Katakan saja: "tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian." Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
Lakukanlah ini, dan disaat itu, lihatlah anak Anda menaklukkan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah tak akan mencabut impian dan bakat mereka.
Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
Semoga surat ini bermanfaat dan dapat menyadarkan kita ttg sudut pandang terhadap anak" kita*. Amin mohon maaf apabila kurang berkenan
Bantul 9 Juni 2017 Kepala Sekolah
Suwarsana M.Pd
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tolong Terima Surat Cinta Saya Ini.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas/Markus Yuwono)