Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PPP, Achmad Baidowi (Awiek) mengapresiasi gebrakan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Ia mengapresiasi Erick Thohir karena mengangkat Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok dan Chandra Hamzah sebagai Komisaris Utama Pertamina dan Komisaris Utama BTN.
Sekretaris Fraksi PPP di DPR RI ini berharap hadirnya Ahok dan Chandra Hamzah bisa meningkatkan kinerja dua perusahaan milik negara yang mengurusi hajat hidup orang banyak di bidang migas dan pendanaan rumah bersubsidi tersebut.
Baca: Djarot: Kenapa Cuma Ahok yang Disuruh Mundur?
"Pengalaman Ahok dan Candra Hamzah diharapkan bisa meningkatkan keuntungan Pertamina dan BTN sekaligus memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat," ujar Awiek kepada Tribunnews.com, Senin (25/11/2019).
Lebih lanjut dia juga mengingatkan, agar perombakan struktur kementerian dan perusahaan BUMN yang dilakukan Erick Thohir tidak didasarkan pada suka atau tidak suka.
Karena pertaruhannya sangat besar bagi BUMN yang memiliki asset lebih dari Rp 8.000 triliun.
"Perubahan struktur pimpinan kementerian dan BUMN jangan sampai muncul kesan hanya perubahan nama pimpinan tanpa perubahan kinerja menjadi lebih baik," katanya.
Baca: Komjen Pol Condro Kirono Bukan Jenderal Pertama Polisi Jadi Komisaris Pertamina
Ia juga mengingatkan, ranah komisaris bukan ranah teknis, sehingga yang diperlukan adalah kemampuan dalam pengawasan dan audit internal untuk menyehatkan kinerja usaha BUMN.
"Satu bulan setelah dilantik menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir telah melakukan beberapa perombakan di struktur organisasi Kementerian dengan memindahkan para deputi menjadi wakil Dirut di beberapa BUMN. Kita tunggu perubahan positif dari perombakan di BUMN ini," ucapnya.
Selain Ahok dan Chandra, Menteri BUMN Erick Thohir juga mengangkat Komjen Pol Condro Kirono menjadi komisaris PT Pertamina (Persero).
Baca: IPW Duga Komjen Condro Kirono akan Pensiun Dini dari Polisi
Pengangkatan Condro berbarengan dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi komisaris utama PT Pertamina di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Condro Kirono saat ini menjabat Analis Kebijakan Utama Polri yang sebelumnya menduduki posisi Kabarhakam Polri.
Ahok sambangi kantor Erick Thohir
Hari Senin (25/11/2019) ini, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat.
Pantauan, sekitar pukul 09.30 WIB, Ahok yang tampak mengenakan kemeja lengan panjang motif batik coklat tiba di lobby gedung BUMN.
Ia tampak menebar senyum ke sejumlah awak media yang telah menunggu. Kehadiran Ahok di gedung BUMN untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (persero).
RUPS digelar dalam rangka pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero).
"(Surat keputusan,red) Hari ini. Jadi saya diminta datang untuk terima SK. Jadi selanjutnya saya enggak tau kan, belum ketemu," ucap Ahok.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini pun mengaku belum kapan dirinya siap bekerja untuk perusahan berlambang kuda laut tersebut.
"Saya enggak tau, kan harus ngomong sama sekretaris komisaris ada. Kantor juga beda. Di perwira itu kan perwira 2," jelas Ahok.
Selain itu, Budi Gunadi Sadikin juga akan diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Budi Sadikin saat ini juga menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Akan dilakukan juga pengangkatan dewan direksi baru, yaitu Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini yang diangkat menjadi Direktur Keuangan Pertamina.
Ahok harus ubah cara komunikasi
Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade angkat bicara terkait penunjukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok jadi Komisaris Utama Pertamina oleh Kementerian BUMN.
Ia meminta Menteri BUMN Erick Tohir mengingatkan Ahok untuk menjaga sikap dan komunikasinya.
"Saya hanya mengingatkan beberapa hal kepada pak Erick. Sebelum dilantik Senin atau Selasa, tolong pak Ahok diajak kembali bicara, ingatkan pak Ahok agar mengubah cara berkomunikasi yang bersangkutan," ujar Andre Rosiade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Baca: BERLANGSUNG Live Streaming TV Online Indonesia vs Malaysia Siaran Langsung di Menoreh TV
Menteri BUMN menurut Andre harus mengingatkan Ahok agar tidak petantang petenteng dan berbicara kasar seperti yang dilakukannya sewaktu menjadi Gubernur DKI.
Andre Rosiade mengatakan Komisi VI sebagai mitra kerja Kementerian BUMN dan seluruh BUMN, akan terus memantau kinerja Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Baca: Respons Sekjen PDIP Soal Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina: Tidak Harus Mundur Dari Partai
Apabila kemudian kinerja Pertamina malah jelek dan manajemennya amburadul, maka Komisi VI DPR tidak segan-segan merekomendasikan agar Ahok dipecat.
"Kami dari DPR hanya bisa menonton pengangkatan ini tapi mengingatkan kalau yang bersangkutan bukan membawa kebaikan tapi kekisruhan dan kinerjanya tidak baik alias amburadul. Tentu kami akan merekomendasikan kepada pak Erick Tohir agar yang bersangkutan dipecat," katanya.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok akan menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero).
Baca: Erick Thohir Bakal Ajak Sandiaga Uno Pimpin Perusahaan BUMN?
"Insya Allah sudah putus dari beliau, pak Basuki (Ahok) akan jadi komisaris utama Pertamina," ujar Erick Thohir di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Menurutnya, posisi Ahok nantinya akan didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai wakil komisaris Pertamina.
Sementara posisi direktur keuangan Pertamina, kata Erick, akan diisi Ema Sri Martini yang saat ini masih duduk sebagai Direktur Utama PT Telkomsel.
"Sedangkan Pahala Mansury (sekarang direktur keuangan Pertamina) akan menjadi direktur utama BTN dan komisaris utama Pak Chandra Hamzah," ucap Erick.