News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Tugas Khusus Aminuddin Maruf dari Jokowi: Sambangi para Santri dan Kelompok Strategis

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aminuddin Maruf

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk tujuh staf khusus presiden dari kalangan anak muda.

Salah satunya adalah anak santri sekaligus mantan Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Aminuddin Maruf.

Sebagai anak petani Aminuddin atau yang kerap disapa Amin, mengaku senang dan bangga ditunjuk sebagai stafsus presiden.

Baca: Angkie Yudistia Stafsus Milenial Jokowi saat Dicibir Hanya Jadi Pemanis: Saya Rasa Sih Tidak Ya

Aminuddin Ma'ruf lahir 27 Juli 1986 di desa Tanah Baru, kecamatan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang. Anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Mengenyam kuliah S2 Keuangan Negara Universitas Trisakti, belum selesai.

Anak pasangan dari Haji Habibuddin Sopyan dan Hj Marsiah ini lulus S1 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengambil jurusan ekonomi.

Aminuddin saat ditemui khusus mengaku akan menjalankan amanah yang diamanatkan oleh presiden.

Baca: Santri Milenial di Kabinet Jokowi, Aminuddin Maruf: Ingin Kampanyekan Bangga sebagai Pemuda Desa

Salah satu tugasnya, menjadi sumber informasi, khususnya dengan hubungan kelompok strategis.

"Pak Presiden juga bilang, tolong bantu saya dengan lompatan-lompatan untuk percepatan program prioritas. Untuk inovasi, kreatifitas, ide-ide di luar rutinitas. Ide-ide yang out of the box.

Sebagaimana ciri dari generasi milenial yang punya pemikira kritis, idealis, murni tanpa ada conflict of interest," kata Amin saat ditemui Tribun, Senin (25/11/2019) siang.

Gaya santainya mencirikan sebagai generasi milenial. Ia kemudian menceritakan awal mula ditunjuk oleh Presiden untuk membantunya dengan menjadi stafsus.

Berikut petikan wawancara dengan Aminuddin Maruf:

Bisa ceritakan awal mula Anda diminta untuk menjadi staf khusus presiden?
Kurang lebih dua minggu sebelum diperkenalkan, Kamis, 21 November. Ditelefon Pak Pratikno, bahwa saya ditunjuk presiden untuk menjadi stafsus. Tapi, tiga hari sebelumnya diminta datang ke Istana.

Pastinya saya nggak menyangka. Apalagi ini kan Staf Khusus Presiden ya. Yang pertama kali saya lakukan pamit kepada orang tua.

Kebetulan saat dihubungi Pak Pratikno saya sedang di rumah orang tua di kampung, di Karawang.

Saya langsung minta doanya. Kebetulan orangtua saya juga sudah beberapa kali ketemu dengan Jokowi. Salah satunya saat pernikahan saya.

Dia juga ngefans dengan Pak Jokowi. Makanya dia minta saya bekerja dengan baik, amanah, jangan mengecewakan Pak Jokowi.

Baca: Fadli Zon Sebut Stafsus Milenial Jokowi Cuma Pajangan Lipstik, Billy Mambrasar: Kami Bukan Kosmetik

Anda sering berkomunikasi juga dengan Pak Jokowi sebelumnya?
Interaksi saya dengan presiden sudah cukup lama. Kurang lebih  tahun 2015 sudah kenal Pak Jokowi dan terus berhubungan.

Beberapa kali bertemu langsung ketemu di luar Istana bahkan diundang ke Istana. Awal mulanya saya menjadi Ketua Umum PB PMII. Waktu itu ada acara di Surabaya April 2015 beliau hadir di situ. Kemudian komunikasi berlanjut terus beberapa kali.

Biasanya apa yang dibahas ketika bertemu dengan Pak Jokowi?
Kami membicarakan generasi anak muda, perkembangan di lapangan seperti apa, informasi yang sedang hangat apa. Saya juga beberapa kali menemani presiden ke beberapa daerah.

Apa yang diminta khusus dari prrsiden kepada Anda sebagai stafsus?
Pak Presiden bilang, tolong bantu saya dengan lompatan-lompatan untuk percepatan program prioritas. Untuk inovasi, kreatifitas, ide-ide di luar rutinitas.

Ide-ide yang out of the box. Sebagaimana ciri dari generasi milenial yang punya pemikira kritis, idealis, murni tanpa ada conflict of interest.

Baca: Pengurus GAMKI Jadi Staf Khusus Presiden, Milenial Tanah Papua untuk Konsep Indonesia Sentris

Apa ada tugas khusus untuk Anda?
Dari tujuh orang stafsus yang ditunjuk Pak Presiden kemarin, yang diberikan tugas khusus adalah Angkie Yudistia.

Dia sebagai juru bicara bidang sosial. Lalu saya ditugaskan berkomunikasi dengan kelompok-kelompok strategis. Salah satunya di kalangan santri, mahasiswa, pemuda, dan kelompok-kelompok keagamaan.

Presiden meminta Anda keliling pesantren,menyebarkan gagasan-gagasan besar, inovasi. Seberapa dekatnya Anda dengan pesantren?

Dari kecil, di kampung, memang tinggalnya di pesantren. Setelah pulang sekolah, saya langsung pulangnya ke pesantren. Aktifitas tersebut berlangsung sampai saya SMA.

Kuliah, saya aktif di berbagai organisasi baik di intra kampus atau di luar kampus. Salah satunya di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

Sampai saya menjadi Ketua Umum PB PMII 2014-2017. Dari proses itu, saya banyak bersentuhan dengan aktifis mahasiswa, kepemudaan, dan lainnya.

Baca: Kritisi Penunjukkan 7 Staf Khusus Millenial Presiden Jokowi, Jubir PKS: Jangan Suka Baperan

Disebut-sebut gaji stafsus presiden mencapai Rp 51 juta per bulan, dan dinilai cukup besar oleh beberapa kalangan. Bagaimana tanggapan Anda?

Tanggung jawab kami cukup besar. Tanggung jawab kami menjadi sumber infomasi dan gagasan untuk disampaikan ke presiden. Itu pekerjaan yang berat.

Sampai hari libur pun saya harus tetap bekerja untuk itu. Artinya, kalau tidak bekerja di kantor itu ciri khas anak muda sekarang.

Presiden juga tidak mau mencabut kami dari apa yang sudah kami kerjakan sebelumnya. Jadi kami kerja dimana saja dan kapan saja.

Sudah menjadi stafsus presiden, bagaimana cara Anda membagi waktu dengan keluarga dan aktifitas lainnya?

Baca: Stafsus Presiden Baru: Disebut Anak Magang, Kerja Seminggu Sekali, hingga tanpa Tugas Spesifik

Kami sebagai anak muda biasa bekerja dengan target, kreatifitas, inovasi, produktifitas. Saya pikir tidak terlalu susah. Lagipula energi kita juga kan lagi dalam masa puncak produktifitas. Tidak masalah kerja sampai jam 12 malam.

Fasilitas apa saja yang Anda dapat saat menjabat sebagai stafsus?
Kalau itu saya belum tahu. Saya tahu jumlah gaji saja dari media. Karena sebelumnya, kami memang kami tidak diberitahu gajinya, fasilitas, dan lainnya.

Kendaraan operasional, sopir, juga tidak ada. Saya masih pakai bensin sendiri. Karena cita-cita kami ingin membantu presiden.

Memberikan selain orientasi kita untuk masa depan masing-masing, kita punya kesempatan untuk bekerja dengan presiden.

Dengan kebanggaan ini, kami diberikan kesempatan untuk berkontribusi.

Baca: Politisi PDIP Putra Nababan: Tujuh Staf Khusus Presiden Sudah Punya Modal Bukan Pepesan Kosong

Bagaimana Anda menilai Pak Jokowi?
Pekerja keras, ikhlas, sabar, tegas, visioner.

Sebenarnya apa cita-cita Anda?
Awalnya saya mau jadi pilot pesawat tempur. Karena kampung saya tiap HUT TNI atau 17 Agustus, pesawat tempur lewat bermanuver. Makanya sampai sekarang saya hapal jenis-jenis pesawat.

Baca: Soal Jokowi yang Tunjuk 7 Staf Khusus Milenial, Fahri Hamzah: Hati-hati

Lalu kenapa saya nggak jadi, karena mata saya minus. Tidak boleh persyaratannya. Dulu saya pernah kerja di salah satu bank swasta sebagai analis kredit, lalu jadi jurnalis di tabloid politik, menjadi staf anggota DPR RI.

Dan sekarang saya masih aktif dengan mendirikan perusahaan bersama beberapa teman, konsultan jasa konstruksi. Lalu membangun perkebunan pala di Kalimantan, juga join investasi di beberapa perusahaan teman-teman.

Pesan-pesan Anda ke anak muda sekarang?Anak-anak muda sekarang punya peluang lebih besar dari saya. Karena di kampung saya dulu jarak SMA dari rumah itu 10 km.

Akses pendidikanya tidak ada. Sekarang setiap 3 km ada sekolah. Jadi tidak ada alasan lagi putus sekolah. Karena pendidikan salah satu yang menentukan masa depan. (tribun network/muhammad yusuf)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini