TRIBUNNEWS.COM - Pendiri Ciputra Grup, Ir Ciputra meninggal dunia, Rabu (27/11/2019).
Ia meninggal dunia di Singapura pukul 01.05 waktu setempat.
Pria kelahiran Sulawesi Tengah 24 Agustus 1931 tersebut berpulang di usia 88 tahun.
Dari informasi yang Tribunnews peroleh, jadwal pemakaman akan diberitahukan lebih lanjut seusai jenazah tiba di Jakarta.
Semasa hidup, Ciputra dikenal sebagai sosok pengusaha properti sukses.
Namun, kesuksesannya melalui proses jatuh bangun.
Perusahaan Ir Ciputra pernah bangkrut saat terjadi krisis moneter 1998, dan berhasil survive hingga kini.
Ciputra mengatakan hal tersebut karena berkat dari Tuhan.
Ia sukses mempertahan Perusahaan Jaya Group, Metropolitan Group, Ciputra Group ditengah krisis moneter yang melanda akibat depresiasi nilai tukar rupiah waktu itu.
"Itu memang menarik, perusahaan kami telah bangkrut. Tapi, karena berkat Tuhan kami survive," tutur Ciputra dalam video yang diunggah ulang YouTube Kompas TV, Selasa (26/11/2019).
Baca : Sempat Alami Krisis Moneter 1998, Ir Ciputra Terapkan 3 Prinsip Ini pada Perusahaanya
Menurutnya, terdapat tiga prinsip yang dimiliki oleh perusahaannya.
Ciputra menjelaskan hal yang terpenting adalah integritas atau kejujuran.
"Yang utama begini, perusahaan itu harus punya prinsip. Prinsip kita daripada integritas, profesional, dan entrepreneurship," jelas Ciputra.
Ia menjelaskan intergritas berarti kejujuran, profesionalisme merupakan keahlian, dan entreprenurship adalah inovasi.
Baca : Didirikan Sejak 1891, Ini Sejarah Ciputra Group Perusahaan Properti Milik Ir Ciputra
Ciputra menambahkan yang terpenting adalah integritas.
Pendiri Jaya Group tersebut menuturkan alasannya survive ditengah krismon, yakni tanggung jawab yang dipikul atas hutang-hutang perusahaannya.
"Bahwa hutang itu harus dibayar," tegas Ciputra.
Pengusaha properti berpengaruh tersebut juga mengatakan sebagian bank memberikan diskon, atau hampir semuanya.
Diwartakan sebelumnya oleh Tribunnews, karena rasa tanggung jawab tersebut, Ciputra memutuskan untuk menyelesaikan masalah satu per satu.
Baca : Kenang Pendiri Ciputra Group; Miliki Peran Besar di Dunia Bulutangkis hingga Ciptakan Atlet Hebat
Soal Karyawan
Saat krisis berlangsung, Ciputra mempersilakan karyawannya untuk menentukan keputusan apakah akan tetap bergabung di perusahaan atau mengundurkan diri.
Ia memberikan kesempatan pada karyawannya untuk membuat keputusan itu sendiri.
"Kami harus bertanggung jawab, satu per satu, kita tanya para karyawan siapa yang ingin mengundurkan diri silakan. Kami apa adanya kami berikan. Ada satu dari direksi yang mengundurkan diri," tutur Ciputra.
Persilakan Pembeli Ambil Tanah
Kala perusahaanya terkena dampak krisis ekonomi, Ciputra mengatakan kepada para pembeli propertinya untuk mengambil tanah yang Ciputra miliki.
Rupanya, pembeli sudah membayarkan uang yang seharusnya digunakan untuk melanjutkan pengembangan propertinya.
Namun, pengembangan properti tidak bisa dilanjutkan karena krisis.
"Kami bilang kami sudah terima uang down payment tapi kami tidak bisa terus, itu sangat menyedihkan sekali. Karyawan saya nangis, saya gabisa bayar, saya tidak bisa deliver," ujar dia.
Baca : Kabar Duka, Founder Ciputra Group Meninggal Dunia di Singapura
Cara Hadapi Pemasalahan dengan Bank
Akibat krisis 1998, perundingan yang Ciputra lakukan dengan pihak perbankan baru terselesaikan tahun 2004.
Menurut penuturan Ciputra, ia beruntung pihak bank waktu krisisi moneter tidak ada yang membawa permasalahan ke pengadilan.
"Kami berunding, sampai 2004 baru selesai perundingan dengan bank. Yang membuat bersyukur adalah tidak ada satu pihak bank yang membawa ke pengadilan."
Baca : Populer: Kata Sujiwo Tejo soal Pengakuan Agnez Mo Tak Miliki Darah Indonesia: Seniman dan Artis Beda
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)