TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik, Hendri Satrio mengatakan penunjukan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menjadi pimpinan BUMN sebagai pengalihan isu perekonomian.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club yang videonya diunggah di kanal YouTube 'Indonesia Lawyers Club', Selasa (26/11/2019).
Hendri Satrio memikirkan ada yang janggal dari awal muncul wacana Ahok akan menjadi petinggi BUMN.
Menurutnya wacana tersebut hanyalah pengalihan isu atau cek ombak ke masyarakat luas ketika nama Ahok dimunculkan kembali.
Hendri Satrio menyampaikan Kementerian BUMN dapat dengan mudah memanggil Ahok tanpa harus mengumumkan kepada publik mengenai hal ini.
"Jadi pada saat pertama kali muncul isu Ahok di permukaan, yang kemudian tiba-tiba dimunculkan oleh Kementerian BUMN.
Pertama kali yang ada dipikiran saya, "Ini ada apa sih?"," jelas Hendri Satrio.
"Apa cuma pengalihan isu atau hanya tasting the water saja."
"Kan sebetulnya bisa Kementerian BUMN panggil Ahok kemudian gausah pengumuman ke publik. Tapikan ini diumumkan."
Sehingga menimbulkan pemikiran Hendri Satrio memunculkan kembali nama Ahok seperti ingin mengetahui persepsi dan penerimaan publik.
Hal tersebut dikarenakan Ahok telah menyelesaikan masa hukumannya terkait permasalahan penistaan agama beberapa waktu lalu.
"Memang seolah-olah mau tahu ini persepsi publik atau penerimaan publik terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau pak Ahok gimana saat ini.
Apakah baik-baik saja setelah pak Ahok menjalani hukumannya di Mako Brimob," tutur Hendri Satrio.
Hendri Satrio mengatakan isu yang sedang dialihkan oleh pihak pemerintah yaitu mengenai ancaman resesi yang akan dihadapi oleh Indonesia pada tahun 2020 mendatang.