TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi menilai pemilihan Staf Khusus Presiden bisa mempercepat mendapat masukan dari masyarakat.
Ahmad Baidowi menilai sistem birokrasi Indonesia mempunyai alur yang panjang.
Sehingga Presiden meminta bantuan Staf Khusus Presiden untuk mendapat masukan dari masyarakat lebih cepat.
"Presiden kalau melalui jalur birokrasi, panjang sekali rutenya, tapi kalau dengan stafsus ditunjuk datang ke elemen-elemen masyarakat, maka Presiden akan mendapatkan input saat itu juga," ujar Ahmad Baidowi di Studio Kompas TV, Selasa (26/11/2019), dikutip dari Kompas TV.
Sementara itu, Mardani Ali Sera mengatakan, memang Presiden bisa mendapat masukan lebih cepat, namun bisa timbul masalah baru.
Menurut Mardani, Staf Khusus Presiden yang turun ke masyarakat bisa jadi lewat jalur yang tidak resmi.
"Bisa kita cepat dapat, tapi juga bisa menimbulkan komplikasi, misalnya dari jalur resminya tidak seperti itu, mana yang harus diambil," kata Mardani.
Ahmad yakin Presiden Jokowi pasti sudah menyiapkan tupoksi dari penunjukan Staf Khusus Presiden.
"Tupoksi dari stafsus saya sepakat, saya yakin Pak Jokowi sudah menyiapkan itu, tinggal nanti lihat di keppresnya, penunjukan staf khusus itu bidang apa, sementara ini kan belum," ujarnya.
Ditanya mengenai gaji Staf Khusus Presiden yang mencapai Rp 51 juta per bulan, Ahmad tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Ia menilai kebijakan tersebut sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
"Selama itu diatur oleh ketentuan perundang-undangan ya itu tidak ada masalah, memang setaranya seperti itu," ujar Ahmad.
Gaji Staf Khusus Presiden berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 144 Tahun 2015, sebesar Rp 51 juta per bulan.
Selain itu, terkait jam kerja staf khusus yang tidak full time dan bisa dikerjakan di rumah, ia menilai saat ini memang sistemnya tidak diharuskan hanya kerja di kantor.
"Pola kinerja ke depan dengan kecanggihan teknologi, tidak mengharuskan seseorang untuk duduk manis di kantor misalkan, kapan dia harus menjalin komunikasi kalau hanya duduk di kantor," jelas Ahmad.
Sementara itu, Mardani Ali Sera memandang gaji staf khusus tersebut relatif jika keuangan negara cukup.
"Kalau gaji buat saya relatif ya, kalau bisa besar kenapa kecil, selama keuangan negara mencukupi," kata Mardani.
Namun, ia menilai dari gaji tersebut, staf khusus bisa menghasilkan kinerja yang sesuai harapan.
"Intinya bukan berarti gajinya, tapi output-nya, output harus jelas ketika tupoksinya jelas," lanjutnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan nantinya Staf Khusus Presiden tersebut akan membantu Jokowi memberikan gagasan-gagasan inovatif untuk membangun Indonesia ke depannya.
Dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/11/2019), Jokowi memperkenalkan 7 Staf Khusus Presiden yang berkategori anak muda atau milenial kepada publik di Istana Merdeka.
"Sore hari ini saya mengenalkan Staf Khusus Presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi ingin tujuh staf khusus ini menemani dirinya dan memberikan gagasan-gagasan yang baru.
"Ketujuh anak muda ini akan menemani harian saya, mingguan, bulanan, dengan memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif," ujarnya.
Ia menginginkan gagasan yang belum ada sebelumnya, dengan tujuan untuk memajukan Indonesia.
"Sehingga kita bisa mencari cara-cara baru yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita," jelas Jokowi.
Dirinya berharap staf khusus dari kalangan milenial ini bisa menjadi jembatan dirinya dengan anak muda Indonesia.
Selain itu, Jokowi ingin mereka juga bisa menjadi penghubung dirinya dengan para santri dan anak-anak muda berprestasi asal Indonesia yang menetap di luar negeri.
"Saya juga minta mereka menjadi jembatan saya dengan anak-anak muda, para santri muda, para diaspora, yang tersebar di berbagai tempat," lanjutnya.
Jokowi yakin jika ketujuh staf khususnya itu akan memberikan gagasan baru dan kreatif guna membangun Negara Indonesia ke depannya.
"Saya yakin dengan gagasan-gagasan segar, dan gagasan-gagasan kreatif untuk membangun negara ini," ujarnya.
Ia ingin gagasan dari staf khusus milenial itu nantinya bisa diterapkan dalam pemerintahannya.
"Kita akan lihat nanti gagasan-gagasan itu apakah bisa diterapkan dalam pemerintahan," lanjutnya.
Ditanya mengenai Staf Khusus Presiden di masa jabatan dirinya bersama Jusuf kalla lalu, Jokowi menyampaikan staf khusus yang lama masih tetap bekerja di pemerintahan jilid 2 ini.
"Staf khusus yang lama masih, jadi yang saya sampaikan tadi, ini staf khusus saya yang baru," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)