TRIBUNNEWS.COM - Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif mengatakan, beberapa alasan dari diselenggarakannya aksi Reuni Akbar 212.
Rencananya PA 212 akan melakukan aksi Reuni Akbar di Monumen Nasional (Monas) pada 2 Desember 2019.
Slamet Ma'arif menyebut aksi tersebut untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Kita mau memperingati Maulid Nabi, karena masih dalam suasana Maulid Nabi," ujar Slamet di Studio TV One, Sabtu (30/11/2019), dikutip dari YouTube Talk Show tvOne.
Selain itu, Slamet mengatakan, Reuni Akbar tersebut sebagai persatuan dan kesatuan dari umat Islam di Indonesia.
"Kedua, kita ingin mengingatkan kembali, ada hari dimana persatuan kesatuan umat Islam itu, Allah satukan dalam satu momen yang penuh kedamaian, ketertiban, aman, bersih, penuh toleransi, berbagi di Indonesia," jelas Slamet.
Slamet juga menyampaikan, aksi tersebut sebagai pengingat bangsa Indonesia, tidak boleh ada siapapun yang menistakan agama.
"Kita juga perlu mengingatkan kembali kepada anak bangsa, masih ada kami yang senantiasa Istiqamah, senantiasa konsisten untuk mengingatkan anak bangsa, negara yang berdasarkan Pancasila ini, yang NKRI ini, tidak boleh ada siapapun dia yang menistakan agama," kata Slamet.
Ia berujar PA 212 akan melawan penista agama, siapapun dan apapun agamanya.
"Kami pastikan kepada siapapun yang menistakan agama di Indonesia, agama apapun, kami pasti akan berjuang untuk melawan itu semua," ujar Slamet.
Slamet mengungkapkan dari aksi tersebut, PA 212 ingin ada keadilan di Indonesia.
"Kami juga mengungkapkan harus ada keadilan di negeri ini," katanya.
Slamet juga mengatakan aksi Reuni Akbar 212 merupakan sebuah anugerah dari Allah SWT, dan patut disyukuri.
Menurut Slamet Ma'arif, Reuni Akbar 212 adalah momentum bagi umat Islam di seluruh Indonesia untuk berkumpul.
"Bagi kami momen 212 itu sesuatu yang merupakan anugerah dari Allah, yang wajib kita syukuri dan kita pelihara, dimana menjadi momentum umat Islam di seluruh Indonesia," ujar Slamet.
Ketua PA 212 ini menegaskan, latar belakang gerakan 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo Subianto atau tokoh lainnya.
"Lahirnya 212 pasti ada history-nya, dan saya tegaskan lahirnya 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo dan sebagainya," jelasnya.
Slamet mengungkapkan, dalam aksi reuni di 2019 ini, PA 212 ingin menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT.
"Tahun ini kita kembali menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan karunia itu," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut acara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sengaja digelar bersamaan dengan aksi Reuni Akbar 212.
Menurut Fadli, kegiatan reuni tersebut akan berdampak baik pada masyarakat karena kegiatan diisi dengan peringatan Maulid Nabi.
"Saya hanya mendengar saja bahwa itu kegiatan maulid agung ya, atau dalam rangka memperingati kelahiran Nabi besar Muhammad SAW," ujar Fadli di Gedung DPR RI, Selasa (26/11/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Fadli mengatakan, kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut memang sengaja digelar pada 2 Desember 2019.
Ia menilai kegiatan tersebut wajar, karena nantinya akan diisi dengan kegiatan munajat dan selawat.
"Memang waktunya dipaskan dengan 2 Desember, saya kira itu hal yang biasa saja, apalagi diisi dengan kegiatan munajat, selawat," jelas Fadli.
"Kegiatan-kegiatan seperti ini saya kira akan membawa dampak positif di masyarakat," lanjutnya.
Mantan Wakil Ketua DPR itu juga mengatakan, karena hajatan demokrasi sudah selesai, semestinya kegiatan seperti ini bisa didukung.
"Hajatan demokrasi kita juga sudah selesai, tidak ada lagi pemilu, mestinya kegiatan seperti maulid agung ini bisa didukung," katanya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)