News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebijakan Mendikbud Baru

Rencanakan Hapus UN, Nadiem Makarim juga Ungkap 2 Program bagi Dunia Pendidikan ke Depan

Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nadiem Anwar Makarim mengunjungi ruang perpustakaan saat berkeliling Kantor Kemendikbud usai serah terima jabatan (sertijab), di Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Eks CEO Gojek, Nadiem Makarim ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi (Mendikbud Dikti) pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Warta Kota/Ricky Martin Wijaya

TRIBUNNEWS.COM - Program-program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) semakin hari semakin terlihat jelas.

Baru-baru ini Kemendikbud sedang mengkaji kemungkinan penghapusan ujian nasional (UN).

Alasannya adalah supaya menciptakan kesinambungan sistem pendidikan dan dunia industri.

Menurutnya, ia juga menginginkan menghindari dampak negatif dari UN tersebut.

"Banyak sekali aspirasi dari masyarakat. Sebenarnya dari guru, dari murid, dari orangtua yang sebenarnya banyak juga dari mereka yang inginnya bukan menghapus, tapi menghindari hal yang negatif," ujar Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11/2019) yang dilansir melalui Kompas.com.

Dia mencontohkan, dampak negatifnya adalah tingkat stres yang tinggi pada siswa saat persiapan ujian nasional.

Kemudian, ia berujar saat siswa menghadapi ujian yang pelajarannya tidak dikuasai, ada rasa khawatir yang berlebihan.

Meski wacana ini sudah dikaji, Nadiem mengatakan, kebijakan yang akan dilakukan tidak akan sekadar menghapus UN.

Namun, akan ada perbaikan sistem kelulusan bagi siswa.

Baca: Soal Wacana Ujian Nasional Bakal Dihapus, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Makarim

"Jadi bukan semuanya ini wacana menghapus saja, tapi juga wacana memperbaiki esensi dari UN itu sebenarnya apa. Apakah menilai prestasi murid atau menilai prestasi sistem," kata Nadiem.

Nadiem juga mengatakan ada dua poin yang penting untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

Yakni soal merdeka belajar dan kehadiran guru penggerak.

"Selama ini, ada aturan dan kebijakan yang menghambat ruang guru-guru bergerak dan inovasi," ujar Nadiem yang dikutip dari Kompas.com.

“Ada dua poin yang terpenting (dari pidato), satu adalah merdeka belajar dan kedua guru penggerak,” kata Nadiem.

Ia menyampaikan seusai mengikuti upacara Hari Guru Nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Senin (25/11/2019).

Berikut dua poin penting yang akan menjadi program pendidikan di masa mendatang:

Baca: Soal Atlet Senam Dipulangkan karena Tak Perawan, Hotman Paris Geram hingga Sentil Nadiem Makarim

1. Merdeka belajar

Menurut Nadiem, merdeka belajar memberikan kesempatan bagi sekolah, guru dan muridnya bebas untuk berinovasi, bebas untuk belajar dengan mandiri dan kreatif.

Ia menyebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan terus membantu sekolah, guru dan, murid untuk bisa merdeka dalam belajar.

“Itu mungkin yang akan kita terus bantu dan saya sadar bahwa saya tidak bisa meminta atau mengajak guru-guru melakukan ini (merdeka belajar),” ujar Nadiem.

Menurutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dinas-dinas pendidikan memiliki pekerjaan rumah yaitu memberikan ruang-ruang inovasi untuk guru, murid, dan sekolah.

Nadiem menyebutkan sudah melihat secara garis besar aturan dan kebijakan yang menghambat ruang inovasi guru.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan lewat Direktur Jenderal dan Staf Khusus Eselon 1 sedang menyisir peraturan-peraturan yang bisa disederhanakan.

2. Guru penggerak

Poin kedua yang ia katakan penting adalah adanya seorang guru penggerak.

Masih dalam kesempatan yang sama, menurut Nadiem masih ada yang salah mengira jika peningkatan kualitas pendidikan hanya dilakukan pemerintah.

“Dan yang kedua, banyak yang mengira reformasi pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan (adalah) suatu yang dilakukan oleh pemerintah saja ataupun berdasarkan kurikulum saja, kebijakan maupun anggaran,” ujarnya.

Lanjutnya, ia berujar jika dampak dari reformasi pendidikan yang besar ada pada gerakan guru penggerak.

Menurutnya dampak dari kurikulum, kebijakan, maupun anggaran yang dilakukan pemerintah lah yang lebih kecil.

Untuknya Nadiem menyarankan guru penggerak bisa dijadikan gerakan di masing-masing sekolah.

“Guru penggerak ini beda dari yang lain dan saya yakin di semua unit pendidikan, baik di sekolah maupun di universitas ada paling tidak minimal satu guru penggerak,” ujarnya.

Nadiem bahkan tak ragu mengungkap bagaimana seorang guru penggerak yang berbeda dengan guru lainnya.

Baca: Soal Wacana Ujian Nasional Bakal Dihapus, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Makarim

Menurut Nadiem, guru penggerak adalah guru yang lebih mengutamakan murid-murid dibanding apapun bahkan karirnya sendiri.

"Keutamaan itu juga berlaku untuk murid dan pembelajaran murid. Dan karena itu dia akan mengambil tindakan tindakan tanpa disuruh tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi muridnya,” tambah Nadiem.

Ia mencontohkan tentang orangtua penggerak yang memiliki tujuan yang sama dengan guru penggerak.

Tujuannya yaitu semua yang terbaik untuk anak.

(Tribunnews.com/Maliana)(Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo/Dian Erika Nugraheny)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini